BUMI Gelontorkan 200 Juta Dolar AS untuk Kinerja ESG, Jadi Fokus Utama Investasi

24 Februari 2024 23:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operasional tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Foto: Dok. PT BUMI Resources
zoom-in-whitePerbesar
Operasional tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Foto: Dok. PT BUMI Resources
ADVERTISEMENT
Penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG) jadi salah satu komitmen utama PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang telah diwujudkan melalui berbagai langkah nyata dalam kegiatan operasionalnya.
ADVERTISEMENT
Dengan berhasil meraih peringkat teratas dari 56 perusahaan tambang seluruh dunia dalam penerapan ESG pada 2022, BUMI menegaskan prinsip keberlanjutan terus menjadi fokus terpenting dalam setiap proyek yang dilakukan.
Dana 200 juta dolar AS pun telah diinvestasikan untuk meningkatkan kinerja ESG pada perusahaan pengelola batu bara terbesar tanah air ini.
Sejak mendapatkan konsesi sekitar 2001-2003, penelitian dan pengembangan berkelanjutan menjadi salah satu perhatian utama BUMI secara konsisten; termasuk penerapan ESG, pengendalian iklim serta program dan tata kelola emisi.
“Dalam 30 tahun terakhir ini, kami telah menghabiskan USD150-200 juta (setara lebih dari Rp300 miliar) dalam bidang ini dan bersedia berbuat lebih banyak lagi jika menemukan area yang tepat untuk diinvestasikan,” kata Direktur BUMI, Dileep Srivastava beberapa waktu lalu.
Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Dileep Srivastava. Foto: Dok. PT BUMI Resources
ESG merupakan standar pengelolaan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan yang menerapkan konsep ini dalam praktik bisnis dan investasinya berarti turut mengimplementasikan prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Menuju transisi energi, batubara masih merupakan salah satu sumber daya yang dibutuhkan untuk menunjang keamanan dan kestabilan bahan baku energi di tanah air.
Dileep menyatakan, Indonesia memiliki aset batu bara yang dapat ditambang secara ekonomis hingga 50 tahun ke depan, sehingga pemanfaatannya perlu dioptimalkan dengan tetap mengedepankan konsep batu bara bersih.
“Kami tengah mempertimbangkan proyek-proyek hilirisasi batu bara dan non-batu bara yang bernilai besar. Tentu kami akan melihat keberlanjutan sebagai platform utama untuk dimasukkan dalam proyek-proyek tersebut,” lanjut Dileep.
Operasional tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Foto: Dok. PT BUMI Resources
Ia menegaskan, menjadi prioritas BUMI untuk mendukung dan fokus dalam mengembangkan teknologi pemanfaatan bahan bakar dengan cara lebih ekonomis dan sehat.
“Apa pun yang kita bakar atau keluarkan, harus dilakukan dengan cara yang bersih dan dapat ditangkap (emisinya),” ujar Dileep.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan itu, efisiensi energi dan pemanfaatan energi hijau juga terus dikembangkan BUMI. Di antaranya melalui penggunaan lebih banyak biodiesel, elektrifikasi armada diesel, serta pemanfaatan tenaga surya, angin, dan biomassa pada beberapa program corporate social responsibility (CSR).
Dileep pun mendorong langkah bersama guna terciptanya teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dengan biaya lebih terjangkau agar teknologi ramah lingkungan ini dapat diakses oleh lebih banyak pihak.
“Yang kita perlukan adalah lebih banyak investasi dalam penelitian dan pengambangan CCUS dengan biaya lebih terjangkau bagi negara berkembang. Jika kita menggunakan 1 persen dari anggaran untuk pengembangan EBT (energi baru terbarukan) untuk penelitian dan pengembangan CCUS dan cara mengolah batu bara dengan lebih bersih dan terjangkau, maka akan sangat bermanfaat bagi sektor ini,” jelas Dileep.
ADVERTISEMENT