BUMN Karya Merugi, Pengusaha Konstruksi Swasta Ikut Kena Getah

14 April 2021 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja konstruksi dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk menuntaskan penggarapan proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated tahap II. Foto: Dok. Waskita Karya
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja konstruksi dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk menuntaskan penggarapan proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated tahap II. Foto: Dok. Waskita Karya
ADVERTISEMENT
Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia (Gapensi) angkat suara mengenai keuangan BUMN Karya yang merugi. Kondisi negatif tersebut tentu berdampak juga ke para anggota Gapensi.
ADVERTISEMENT
Sekjen Gapensi, Andi Rukman N Karumpa, mengungkapkan pihaknya selalu berhubungan dengan BUMN Karya mulai dari sebagai mitra, sub kontraktor, hingga menjadi vendor. Ketika keuangan BUMN Karya bermasalah, pembayaran ke mitra, vendor, dan sub kontraktor jadi tertunda.
“Jadi jika misal BUMN Karya ini bermasalah, ya sudah pasti ini juga masalah bagi kami. Bahkan kalau mau buka data BUMN Karya kan enggak bisa menyelesaikan proyek-proyeknya sendiri. Kami-kami ini yang ‘memodalin’ mereka,” kata Andi saat dihubungi, Rabu (14/4).
Andi mengatakan sudah menjadi rahasia kalau pihaknya bekerja untuk BUMN tidak pernah ada uang muka. Sementara BUMN menerima uang muka dari pemilik proyek. Ia mengaku pihaknya biasanya baru dibayar setelah perusahaan negara itu menerima pembayaran dari pemilik proyek.
Saluran air yang dibangun Waskita Karya di Proyek Tol Becakayu di Cawang untuk atasi banjir Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Andi menegaskan meski dalam kondisi seperti ini, kewajiban BUMN Karya kepada para anggota Gapensi harus tetap dilaksanakan. Apabila tidak, maka ada kemungkinan proyek mangkrak.
ADVERTISEMENT
“Jika payment-payment tidak segera dibayar sesuai janji, ya sudah pasti sub-kontraktor akan menghentikan supportnya. Jika kondisi ini berlarut-larut, sudah bisa dipastikan proyek akan berhenti dan mangkrak,” ujar Andi.
“Karena enggak mungkin karyawan BUMN mengerjakan sendiri semua pekerjaan. Mereka mutlak perlu mitra perlu sub-kontraktor, vendor material, dan lain-lain,” tambahnya.
Andi merasa sebenarnya jika BUMN dikelola dengan good governance dan B to B secara maksimal, tentu kecil kemungkinan mengalami kerugian. Ia mengaku prihatin dengan finansial BUMN Karya saat ini.
Andi berharap segera ada langkah strategis yang disiapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Apalagi, kata Andi, BUMN Karya mengemban tugas berat dari negara.
Andi menuturkan, tugas itu berbeda dengan yang dilakukan di swasta karena berpikirnya sederhana dan pragmatis yaitu kalau ada untung diambil, kelihatan buntung ya dilepas.
ADVERTISEMENT
“Tapi BUMN ini kan mengemban misi negara, jujur jika tidak ada BUMN-BUMN ini ya infrastruktur kita tidak akan seperti yang kita bisa nikmati seperti ini. Di satu sisi ini kita harus angkat topi tinggi-tinggi,” tutur Andi.
Seperti diketahui, sejumlah BUMN Karya mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tahun lalu. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Hutama Karya (Persero) atau HK menjadi dua BUMN Karya yang rugi hingga triliunan rupiah.
Sementara tiga BUMN lainnya, yaitu PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masih mencatatkan laba tahun lalu. Namun, jumlahnya merosot tajam.
Semua BUMN tersebut selama ini mendapatkan banyak penugasan dari pemerintah, utamanya menggarap jalan tol.
ADVERTISEMENT