BUMN Perikanan Ini Ekspor 35 Ton Hasil Olahan Ikan ke AS

1 Desember 2017 10:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Tuna di Laut Bone (Foto: Dok. Ketua LSM Yayasan Mattirotasi)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Tuna di Laut Bone (Foto: Dok. Ketua LSM Yayasan Mattirotasi)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 35 ton hasil olahan ikan dan hasil laut asal Indonesia diekspor ke Amerika Serikat pada Jumat, (1/12). Produk olahan tersebut berasal dari Unit Pengolahan Ikan yang dikelola Perum Perindo dan PT Kemilau Bintang Timur (KBT) di Cirebon, Jawa Barat. Nilai ekspornya mencapai Rp 5,5 miliar.
ADVERTISEMENT
"Nilai eskpor kali ini sekitar 410 ribu dolar AS atau sekitar Rp 5,5 miliar," kata Direktur Usaha Perum Perindo Risyanto Suanda dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/12).
Olahan dan ikan-ikan yang dikirim Perum Perindo dalam dua kontainer itu terdiri atas olahan cumi, ikan mahi-mahi, kakap, dan kerapu. Risyanto mengatakan, Perum Perindo memang membidik pasar AS untuk mengirim olahan ikan dan hasil laut Indonesia karena potensi pasar di sana cukup besar.
"Pasar ekspor jadi salah satu pilihan kami karena ada permintaannya cukup besar. Khususnya produk yang sudah berupa olahan dan ikan-ikan jenis premium," ucapnya.
Ikan tuna segar. (Foto: Thinkstock.)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan tuna segar. (Foto: Thinkstock.)
Geliat AS untuk impor ikan dari Indonesia diakui Risyanto memang tinggi. Belum lama ini, katanya, pimpinan perusahaan perikanan asal Seattle, AS tertarik untuk impor olahan ikan-ikan demersal. Hal itu kata Risyanto, diungkapkan langsung oleh President Director Arrowac Fisheries Frank M. Mercher saat ke Perum Perindo di Muara Baru, Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Mereka tertarik impor ikan-ikan demersal seperti gulama, kuro, dan kakap putih," lanjutnya.
Perusahaan luar negeri lainnya yang juga melirik olahan ikan Indonesia adalah Thailand.
"Minggu ini mitra Perindo di Sorong juga akan kedatangan pengusaha dari Thailand yang juga suap impor rutin produk dari Perindo. Sebelumnya ada China juga yang berminat impor ikan layur 30 ribu ton," ujarnya.
Kerja sama nelayan dan pengusaha nasional diklaim Perum Perindo mampu meningkatkan pendapatan perseroan dari sektor perdagangan dan pengolahan ikan. Tahun lalu saja, pendapatan perusahaan dari sektor tersebut mencapai Rp 150 miliar.
"Tahun ini diperkirakan naik tiga kali lipat, kira-kira akan sekitar Rp 400 miliar," jelasnya.