Bursa Saham Dunia Anjlok, IHSG Turun hingga 1,23 Persen, Apa Kata Analis?

4 Oktober 2023 11:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah mengawali perdagangan, Rabu (4/10). Indeks saham siang ini anjlok 85,206 poin (1,23 persen) ke 6.855,680.
ADVERTISEMENT
Mengutip data RTI, sebanyak 90 saham naik, 450 saham turun, dan 163 saham stagnan. Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 642,013 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 11,364 miliar saham senilai Rp 5,171 triliun.
Pelemahan ini tidak hanya terjadi di indeks domestik, tapi juga kompak di regional atau Asia. Berikut pergerakan Bursa Asia pukul 10:50 WIB:

Mengekor Wall Street

Kompaknya pelemahan bursa dunia ini dipengaruhi oleh Indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (3/10). Indeks S&P 500 ditutup pada level terendah sejak 1 Juni pada hari Selasa lalu karena data ekonomi mengarah pada kemungkinan Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Dikutip dari Reuters, Rabu (4/10), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 430,97 poin, atau 1,29 persen menjadi 33.002,38, S&P 500 (.SPX) kehilangan 58,94 poin, atau 1,37 persen menjadi 4.229,45, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 248,31 poin, atau 1,87 persen menjadi 13.059,47.
ADVERTISEMENT

Saran Analis untuk Investor

Analis Bina Artha Sekuritas Ivan Rosanova menilai IHSG anjlok 1,23 persen  karena secara teknikal sudah shifting dari uptrend ke downtrend dan terbentuk candle shooting star di 4 hari perdagangan sebelumnya tepat di bawah area resisten 6.990-7.000.
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa IHSG sudah berat untuk kembali di atas 7.000 dan mulai terjadi aksi distribusi.
“Di samping itu harga komoditas baik logam seperti emas maupun energi seperti batu bara menurun sehingga makin memperkuat tarikan pasar ke arah koreksi,” kata Ivan kepada kumparan, Selasa (4/10).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ivan menyarankan investor perlu melihat tren dalam membeli saham karena secara teknikal. Hal ini dapat terlihat indikasinya sehingga bisa mengantisipasi dengan mengambil keputusan kurangi posisi ketika saham mulai berbalik turun maupun akumulasi kembali ketika mulai berbalik naik.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama mencermati saham sektor energi telah berbalik arah baru-baru ini. IHSG akan kembali bearish trend pada saat ini.
“Memang IHSG tidak berhasil bertahan di atas 7.000, ini menjadi partisipasi pasar lebih skeptikal dengan IHSG pada saat ini. Rupiah juga sudah tidak ada interaksi against dolar, baru minggu ini” tutur Ezaridho.
Ezaridho memprediksi Indonesia akan mulai menghadapi pelemahan pasar modal akibat kondisi tersebut. Apabila kinerja sektor saham energi menurun, sektor basic industry sendiri tidak mampu menopang pergerakan IHSG.