Bursa Saham Global Terimbas Lonjakan Pengangguran AS hingga Konflik Geopolitik

6 Agustus 2024 15:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham global sempat anjlok pada perdagangan Senin (5/8). Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi hingga hampir 4 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg, merahnya perdagangan saham dunia disebabkan sejumlah faktor. Tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang tiba-tiba naik memicu kekhawatiran ekonomi AS melambat lebih cepat.
Situasi ini kemudian dikhawatirkan bakal membuat bank sentral AS, The Fed, memangkas suka bunga setelah laporan ketenagakerjaan melemah.
Bergugurannya bursa saham dunia ini juga dipicu aksi jual besar-besaran saham teknologi, imbas ketakutan akan melemahnya perekonomian AS yang berujung pada resesi.
Penurunan paling parah dicatat oleh pembuat chip Intel (INTC.O) yang ambruk 26,06 persen ke USD 21,48 per lembar. Posisi tersebut terendah sejak 8 April 2013 atau 11 tahun terakhir lebih.
Pelemahan sebesar 26,06 persen sehari juga menjadi yang terdalam dalam sejak 1974 (31 persen dalam sehari) atau lebih dari 50 tahun atau setengah abad. Intel baru saja menggelar penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Jatuhnya saham Intel membuat market capnya terkoreksi ke bawah USD 100 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara di Jepang, Indeks Nikkei sempat turun hingga hampir 13 persen. Yen Jepang menguat signifikan terhadap dolar AS karena ada ekspektasi Bank of Japan akan menaikkan suku bunga. Ini bikin saham-saham di Jepang, terutama yang ekspornya besar, jadi tertekan.
Indeks Nikkei Jepang mencatat penurunan harian terburuk sepanjang sejarah pada hari Senin. Indeks ditutup turun 12,4 persen ke 31.458,42. Penurunan ini menjadi yang terbesar kedua sejak kejatuhan Black Monday pada Oktober 1987, ketika indeks kehilangan 3.836,48 poin (14,9 persen), yang sebelumnya merupakan penurunan terburuk
Ketegangan geopolitik meningkat setelah ancaman Iran terhadap Israel. Kekhawatiran global makin parah dan investor jadi lebih berhati-hati.
Setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, ketegangan regional semakin memuncak. Peristiwa itu terjadi sehari setelah serangan Israel di Beirut yang menewaskan Fuad Shukr.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) sedang mengerahkan kekuatan militer tambahan di Timur Tengah sebagai langkah defensif untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.