Butuh Pasokan Biomassa di PLTU, PLN Gandeng Perhutani dan PTPN III

22 Januari 2021 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) menggaet Perum Perhutani dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III untuk menyediakan pasokan limbah tanaman (biomassa) yang bakal digunakan di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik perusahaan.
ADVERTISEMENT
Sebelum memasok kebutuhan biomassa yang diproduksi dari kedua BUMN perhutanan itu, akan dilakukan kajian terlebih dulu sambil melihat potensi limbah yang bisa dihasilkan. Kerja sama ini, dilakukan untuk mengurangi konsumsi batu baru di PLTU dengan metode co-firing.
Dalam acara penandatanganan kerja sama ketiga BUMN ini, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, penggunaan co-firing biomassa di PLTU PLN bertujuan meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan yang ditargetkan 23 persen pada 2025 dalam bauran energi nasional.
"Dari sisi biaya, dengan digunakannya biomassa ini biayanya lebih ke operation expenditure (biaya operasi) PLTU. Jadi enggak perlu capital expenditure untuk bangun pembangkit baru. Jadi kita gunakan pembangkit yang ada," kata Zulkifi, Jumat (22/1).
Kata Zulkifli, dalam kerja sama ini nantinya akan dibahas secara konkret pasokan biomassa yang dibutuhkan PLN dalam jangka panjang. Dia menegaskan, kerja sama ini harus menguntungkan semua pihak, termasuk Perhutani dan PTPN III yang menjadi pemasok bahan biomassa.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro yang hadir dalam acara itu mengaku siap mendukung penyediaan biomassa untuk PLTU PLN. Kata dia, perusahaan memiliki lahan seluas 3,7 hektar untuk dapat ditanami tanaman biomassa.
Wahyu mengungkapkan, sejak 2013 Perhutani sudah membuka lahan hutan energi. Isinya, berisi tanaman yang diproduksi menjadi biomassa seluas dua hektar.
"Tidak hanya andalkan dari limbah, dalam membangun feed stock biomassa, Perhutani bangun tanaman hutan energi. Kita siap ditanam dengan tanaman biomassa apapun yang diperlukan PLN. Kita terbuka," kata Wahyu.
Deretan truk membawa tumpukan tebu untuk digiling di pabrik gula Sei Semayang PTPN II Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Dirut PTPN III Mohammad Abdul Ghani juga menyatakan kesiapannya memasok biomassa untuk PLTU PLN. Menurut Ghani, perusahaan memiliki areal lahan sekitar 1,2 juta hektar untuk kebutuhan penanaman biomassa.
Kata dia, ada beberapa produk hutan perusahaan yang bisa digunakan untuk bahan bakar cofiring, di antaranya 2,4 juta ton tandan kosong per tahun, limbah dari replanting sawit 350 ribu ton setahun, dan replanting karet 35 ribu ton.
ADVERTISEMENT
"Barangkali itu semua bisa jadi bahan kajian PLN. Yang paling mudah adalah tandan kosong (sawit) dan yang paling besar potensinya di Sumatera Utara sebab transportasinya melalui jalan raya dan kereta," kata Ghani.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya siap membantu PLN dalam menyiapkan regulasi pengadaan biomassa. Misalnya, dari sisi harga pembelian atau pun kualitas limbah atau tanaman yang dihasilkan sebagai produksi biomassa.
"Memang di masa sekarang, yang bisa kita usahakan ya co-firing dulu. Apabila ada payungnya di situ, kami siap fasilitasi," kata Dadan.
Inisiatif co-firing sudah PLN mulai sejak 2017 dengan uji coba yang telah dilaksanakan pada 2019. Pada 2020, PLN telah mengidentifikasi sebanyak 52 lokasi PLTU yang berpotensi untuk dilakukan co-firing dengan biomassa.
ADVERTISEMENT
Secara bertahap, implementasi co-firing PLTU milik PLN akan berjalan sampai dengan 2024. Diprediksikan, kebutuhan biomassa yang berasal dari hutan tanaman energi dan sampah tersebut dapat mencapai 9 juta ton dalam setahun.