Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memastikan, stok beras yang dimiliki masih banyak. Namun, Buwas sapaan akrab Budi Waseso, mengaku heran di saat stok melimpah harga beras malah naik.
ADVERTISEMENT
“Nah ini sedang dipelajari kenapa harga naik padahal stok banyak? Kan di pasaran juga banyak ya kan. Di pasaran banyak, di Bulog apalagi. Ukuran kita untuk Jawa kan Food Station Tjipinang numpuk banyak, kita di pasar-pasar banyak tapi harga mulai naik ya kan,” kata Buwas di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/10).
Buwas belum bisa memastikan berapa kenaikan harga beras yang dimaksud. Ia hanya menegaskan stok beras yang dimiliki Bulog ada 1,5 juta ton atau cukup sampai akhir tahun.
Buwas mengaku sudah mengintervensi dan menggelar operasi pasar untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Ya semuanya semua wilayah di rata-rata ada kenaikan. Nah kita sudah intervensi untuk stabilitas harga. (Daerah) Itu saya tidak tahu persis di antaranya Bali sama NTT,” ujar Buwas.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Buwas merasa adanya kenaikan harga beras tersebut bisa saja disebabkan karena produksi gabah yang mulai menurun. Produksi gabah yang rendah bisa memicu kenaikan harga dan itu adalah hal yang wajar.
“Kan gini, memang produksi gabah sudah kurang mulai turun, pasti tentunya kan dengan posisi kurang, harga gabahnya naik, dijadikan beras harganya juga naik, itu wajar saja,” terang Buwas.
Berdasarkan data Info Pangan DKI Jakarta, harga beras medium seperti IR I (64) Rp 11.600 per kg, IR II Ramos Rp 10.635 per kg, dan IR III (IR 64) Rp 9.551 per kg. Harga beras medium sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok Kementerian Perdagangan sebesar Rp 9.450 per kg. Sedangkan untuk beras premium seharga Rp 12.406 per kg atau masih di bawah HET Rp 12.800 per kg.
ADVERTISEMENT