Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Dirut Perum Bulog Budi Waseso memastikan tidak langsung memusnahkan 20.000 ton beras yang sudah rusak atau turun mutunya. Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, mengatakan akan memanfaatkan beras tersebut seperti untuk konsumsi baik untuk manusia atau hewan.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan beras yang sudah rusak itu juga harus mendapatkan rekomendasi dari laboratorium, BPOM, sampai Kementerian Pertanian.
“Kalau sudah tidak layak konsumsi baik hewan maupun manusia maka akan dimanfaatkan untuk apa? Yang paling rendah sekarang masih bisa untuk etanol,” kata Buwas sapaan akrab Buwas di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (3/12).
Sebelum dijadikan etanol, Buwas mengungkapkan beras itu juga masih bisa dimanfaatkan sebagai tepung terigu atau untuk pakan ayam. Selain itu, ia membeberkan bahwa masih ada pertimbangan lainnya seperti menjualnya dengan harga yang lebih murah.
“Apakah bisa digunakan dijual dengan harga yang diturunkan karena sudah tidak lagi standar premium,” ujar Buwas.
Buwas mencontohkan penjualan lebih murah itu misalnya di awal beras bisa dihargai Rp 8.000 per kg. Namun, dengan kondisi turunnya mutu itu membuat beras dijual Rp 5.000 per kg. Kekurangan atau selisih Rp 3.000 per kg itu akan diganti negara.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, keputusan penggantian selisih itu sedang dibicarakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia hanya menegaskan beras Bulog yang sudah turun mutunya itu tidak langsung dimusnahkan.
“Itu sudah ada aturannya. Jadi bukan berarti itu minta-minta atau ngemis-ngemis, bukan. Semua ini pada akhirnya ada di Menkeu yang bayarkan Menkeu. Nanti bagaimana keputusan Menkeu,” tutur Buwas.