Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui masih ada kendala dalam rantai distribusi beras ke masyarakat. Untuk itu, ia bakal bekerja sama dengan semua pihak khususnya dalam pendistribusian beras.
ADVERTISEMENT
Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah memanfaatkan teknologi dalam upaya menggenjot distribusi beras.
“Kami juga mengembangkan sistem e-commerce Bulog sebagai strategi untuk merambah bisnis ke pemasaran digital melalui aplikasi panganan.com,” kata Buwas saat rapat bersama Komisi IV di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/11).
Aplikasi itu bekerja sama dengan Shopee yang menyediakan berbagai macam jenis beras di platform tersebut. Ia merasa kelebihan dari langkah yang diambilnya bisa memangkas rantai distribusi yang terlalu panjang dan tidak ideal.
“Kami sudah kerja sama dengan Shopee, dengan apakah lainnya sudah semua sudah kita terobos,” ujar Buwas.
Selain itu, menurut Buwas dengan memanfaatkan teknologi bisa perlahan mematikan jaringan kartel yang bermain dalam pendistribusian beras. Selain dengan Shopee, Perum Bulog juga sudah menggandeng aplikasi digital lainnya yaitu GrabKios dan juga dengan berbagai ritel-ritel.
ADVERTISEMENT
“Dengan sistem yang kami buat dan itu juga kami tawarkan ke Mensos untuk menghilangkan kartel-kartel, itu bisa hilang dengan sistem ini,” tutur Buwas.
Sementara itu mengenai stok beras, Buwas menyampaikan sampai saat ini realisasi pengadaan beras dalam negeri dari Perum Bulog mencapai 1,1 juta ton. Untuk penyaluran Bansos Rastra mencapai 352 ribu ton atau 99,62 persen dari pagu alokasi.
Sedangkan penggunaan cadangan beras pemerintah untuk program ketersediaan sebesar 453.702 ribu ton dan untuk cadangan untuk bencana alam sebesar 4.170 ton.
“Adapun jumlah stok yang dikelola Perum Bulog mencapai 2,2 juta ton per tanggal 18 November 2019. Dengan jumlah stok itu dan tersebar di seluruh Indonesia,” ungkap Buwas.