Buwas Tanggapi Serapan Beras di Bulog Terus Menyusut: Bergantung Produksinya

16 Maret 2023 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras Bulog di Pasar Beras Induk Cipinang, Jumat (24/2/2023). Foto: Nabil Jahja/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beras Bulog di Pasar Beras Induk Cipinang, Jumat (24/2/2023). Foto: Nabil Jahja/Kumparan
ADVERTISEMENT
Serapan beras Bulog dari tahun ke tahun menunjukkan tren penurunan. Pada Januari 2023, Bulog hanya mampu menyerap beras dalam negeri sebanyak 6.921 ton. Angka itu lebih kecil dibanding Januari 2022 sebanyak 8.374 ton, dan jauh lebih kecil dibanding periode Januari 2021 yang mencapai 13.260 ton.
ADVERTISEMENT
Sementara pada periode Februari 2023 (sampai 25 Februari 2023) serapan beras Bulog dari dalam negeri hanya 8.423 ton, lebih besar dibanding serapan pada Februari 2022 sebesar 6.992 ton. Namun masih jauh lebih kecil dibanding Februari 2021 yaitu 19.850 ton.
Untuk total penyerapan beras dari dalam negeri, sepanjang tahun 2021 Bulog menyerap 1.216.311 ton beras, menyusut menjadi 993.989 ton pada 2022. Untuk tahun ini, sampai 25 Februari setidaknya Bulog sudah menyerap 15.344 ton. Angka itu bahkan lebih kecil dari capaian serapan dalam satu bulan di Februari 2021.
Tahun 2022 lalu pemerintah memutuskan untuk melakukan impor 500 ribu ton beras untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Bulog. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menegaskan penurunan penyerapan beras Bulog dari dalam negeri tersebut bukan karena kinerja Bulog.
ADVERTISEMENT
Dirut Bulog Budi Waseso saat sidak ke Pasar Cipinang. Foto: Perum Bulog
"Bukan kinerja bulog. Salah. Itu produksinya, bergantung produksinya. Kalau produksi ya jangan tanya saya," kata Buwas saat ditemui kumparan, Rabu (15/3).
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, menjelaskan pihaknya pada 2023 mendapat tugas menyerap beras mencapai 1,7 juta ton.
"Tapi kalau angka secara komulatif dalam satu tahun itu 2,4 juta ton stok. Kita punya stok akumulatif 2,4 juta ton. Dengan perhitungan 1,2 juta ton untuk SPHP, dan 200 ribu ton untuk bencana alam dan golongan aggaran, sehngga 1,4 juta ton," ujar Awaludin.
Untuk mengejar target serapan 1,7 juta ton sampai akhir 2023 nanti, Bulog akan mengandalkan hasil penen raya pada periode hingga Juni. "Sehingga 30 persen itu akan kita ambil dari bulan posisi panen gaduh, pada Agustus September," tutur Awaludin.
ADVERTISEMENT