Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Buwas Ungkap Alasan Petani Malas Tanam Kedelai: Biaya Mahal, Dijual Murah
18 April 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menegaskan produksi kedelai lokal oleh petani lokal masih menjadi prioritas pemerintah. Ini diucapkan dalam konferensi pers penyaluran kedelai subsidi 2022, di Gudang FKS Multi Agro Bekasi, Senin (18/4).
ADVERTISEMENT
Menurut Buwas, saat ini banyak petani kedelai yang malas untuk melakukan penanaman karena biaya produksinya mahal. Sayangnya, ketika di jual di pasaran, dihargai lebih murah.
“Persoalannya harganya harus imbang karena cost-nya tinggi petani malas, mending nanam jagung satu hektar bisa menghasilkan 8-9 ton begitu, kalau kedelai hanya 1,5-2 ton tapi dihargai lebih murah,” ujar Buwas.
Di sisi lain, Buwas juga menegaskan enggan bergantung pada impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama produksi tahu tempe. Menteri Pertanian Syahrul Limpo juga sudah mengutamakan kedelai dari dalam negeri dan pihak dari Lapi ITB dan UGM juga mulai menanam bibit yang kualitasnya bagus.
"Dan itu akan dikembangkan di seluruh indonesia,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Mantan petinggi Badan Narkotika Nasional (BNN) ini juga mengimbau agar Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) dapat mendata dengan baik para pengrajin tempe tahu di seluruh Indonesia.
“KOPTI harus betul-betul tahu pengrajin di seluruh indonesia, agar kebutuhan pastinya bisa antisipasi jangan ada kelangkaan lagi,” kata dia.
Buwas berharap tidak ada permainan harga kedelai di pasaran. Ia mengatakan akan bekerja sama melalui KOPTI untuk mengecek kebutuhan pengrajin tempe tahu.
Buwas juga akan memastikan tidak terjadi kelangkaan kedelai pada saat bulan puasa dan Lebaran seperti terjadi beberapa bulan terakhir. Menurutnya, kedelai adalah bahan pokok yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.
"Tempe tahu harus terus diproduksi karena ini adalah makanan pokok indonesia pengrajin tidak harus resah serta ada kepastian dengan harga yang stabil," pungkas Buwas.
ADVERTISEMENT