Cak Imin Sindir Proyek Giant Sea Wall, Tak Cukup Atasi Masalah Iklim

21 Januari 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan pembangunan giant sea wall tidak cukup untuk mengatasi permasalahan iklim yang kerap mendera Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, negara harus melakukan langkah-langkah yang lebih serius dalam menghadapi permasalahan bencana ekologi ini.
"Negara harus serius mengatasinya tidak hanya mengandalkan proyek giant sea wall yang tidak mengatasi masalahnya," tutur Cak Imin dalam debat keempat pada Minggu (21/1).
Lebih lanjut Cak Imin bilang, Indonesia harus lebih memperhatikan permasalahan ini dan menyebut etika sebagai solusi yang harus dilirik.
"Etika lingkungan etika lingkungan ini intinya adalah keseimbangan antara manusia dan alam, tidak menang-menangan, seimbang manusia dan alam," tambah Cak Imin.
Menurutnya, saat ini antara pembangunan dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan iklim.
Bahkan, Cak Imin menyinggung anggaran untuk mengatasi krisis iklim nominalnya kalah dengan dana yang dianggarkan untuk program lain.
ADVERTISEMENT
"Krisis iklim tidak diatasi dengan serius bahkan kita diuntungkan dengan anggaran mengatasi krisis iklim jauh di bawah anggaran sektor-sektor lainnya," jelas Cak Imin.
Dia menawarkan program yang akan melanggengkan pembangunan nasional dibarengi dengan kebijakan peduli iklim.
"Dengan kesadaran ini maka kita harus kembali bahwa pembangunan nasional bahwa kebijakan nasional harus berpijak pada namanya keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antar generasi, keadilan agraria dan keadilan sosial," tutup Cak Imin.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memerintahkan wacana pembangunan giant sea wall alias tanggul laut raksasa dilanjutkan kembali, setelah terkatung-katung belasan tahun. Proyek ini sangat mendesak sebab wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa terancam tenggelam karena abrasi.
Urgensi tanggul laut raksasa ini, menurut Prabowo, lantaran Pulau Jawa masih menyumbang kontribusi ekonomi terbesar bagi Indonesia hingga 50 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kesejahteraan mayoritas masyarakat Pantura mengkhawatirkan imbas fenomena abrasi atau naiknya permukaan air laut hingga masuk menggenangi rumah-rumah.
Meski bukan pihak yang menginisiasi kajian proyek ini, Prabowo mengakui selalu meninjau kawasan Pantura setiap dia melakukan kampanye. Sebagai pimpinan partai politik, dia ingin melakukan perubahan atas fenomena tersebut.