Calon DK OJK, Hariyadi, Soroti Rendahnya Literasi Keuangan Masyarakat

6 April 2022 21:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon Anggota Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Hariyadi, memaparkan pentingnya penguatan penguatan peran OJK, terutama untuk meningkatkan literasi keuangan.
ADVERTISEMENT
"Gapnya kita lihat lagi antara literasi yang sudah cukup tinggi di sisi keuangan tidak diimbangi dengan literasi di sektor lain," kata Hariyadi di Komisi XI DPR, Rabu (6/4).
Hariyadi mengatakan, ada gap yang cukup lebar mencapai 38 persen antara inklusivitas ekonomi dengan literasi. Untuk itu, dibutuhkan transformasi.
Selain itu, menurutnya aspek komunikasi harus menjadi strategi kebijakan OJK di kemudian hari. Hal ini dilakukan agar kehadiran OJK baru bersifat kredibel, kooperatif dan mampu menjamin proses literasi edukasi dan perlindungan masyarakat atau konsumen.
Menurut Hariyadi, ada lima penekanan yang perlu diterapkan terkait edukasi dan literasi, seperti legal regulatory and supervisory framework, role of oversight bodies, equitable and fair treatment of consumers, diclosure transparation financial education dan awareness.
ADVERTISEMENT
"Lima inilah yang sangat terkait dengan edukasi dan literasi," kata Hariyadi.
Hariyadi telah menyusun strategi penguatan perlindungan konsumen OJK dari sisi edukasi. Penguatan edukasi ini dilakukan dengan mendorong peran lembaga jasa keuangan dalam memberikan edukasi kepada konsumen.
"Memperkuat strategi edukasi melalui penetapan segmentasi konsumen, pengembangan channel penyampaian dan infrastruktur pendukung hingga peningkatan koordinasi dengan otoritas lembaga terkait," tambah Hariyadi.
Hariyadi juga menyampaikan, fokus wilayah edukasi ini berada pada wilayah dengan tingkat konsumen layanan jasa keuangan terbanyak dan pengaduan fraud tertinggi.