Calon Pengganti Air Products Proyek DME PTBA Masih Dibahas, China Jadi Masuk?

8 Mei 2024 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran Direksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023, Rabu (8/5/2024).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Direksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023, Rabu (8/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mengkaji negara kandidat pengganti perusahaan Amerika Serikat (AS), Air Products, bermitra di proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail mengatakan, pihaknya sedang dalam proses penjajakan dengan berbagai investor dalam melanjutkan proyek hilirisasi batu bara tersebut.
“Kita lihat kajian sampai benar-benar ekonomis yang bisa untungkan buat PTBA maupun pemerintah. Gejolak kondisi global ini naik turun terus, ada gejolak perang,” ujar Arsal usai ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (8/5).
“Nah ini kalo ditanya sampai kapan (kajiannya), maunya kita sih kalo memang masuk kita jalan. Dengan China ya masih berproses,” sambungnya.
Mengenai keberlanjutan proyek tersebut, Arsal memastikan PTBA tetap mendukung program pemerintah terkait hilirisasi. Kajian tersebut dilakukan secara hati-hati, tergantung termasuk teknologi untuk memproses batu bara dalam hilirisasi.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail. Foto: Dok. PTBA
“Kalau dulu harusnya sudah jadi tapi investasinya mundur. Dengan yang sekarang ini, batu bara dipakai langsung habis untuk yang energi. Beda dengan tambang yang lainnya, masih banyak proses,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Arsal sempat menyebut China memang memiliki banyak perusahaan yang memproduksi DME. Namun, ada satu perusahaan yang tengah serius menjajaki peluang investasi di proyek milik PTBA.
"Dari beberapa itu yang paling serius sekarang ini dengan kami namanya East China Engineering Science and Technology (ECE)," ujar Arsal saat konferensi pers, Jumat (8/3).
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengungkapkan perusahaan masih melakukan kajian beberapa teknologi maupun investor baik dari China maupun negara lain.