Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Canda Sri Mulyani Takut Naik Roller Coaster: Tiap Hari Sudah Hadapi di APBN
4 Juni 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut naik turunnya harga komoditas layaknya bermain roller coaster. Menurutnya, harga komoditas mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa tahun.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin sampaikan volatilitas yang sering kita sebutkan hanya dalam satu judul harga komoditas volatile. Ini untuk memberikan gambaran bagaimana volatilitas itu sebagai roller coaster," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Selasa (4/5).
Sri Mulyani kemudian mengeluarkan candaan bahwa ia tidak berani naik roller coaster. Ia mengaku sudah sering menghadapi roller coaster APBN .
Adapun, dalam rapat kali ini, Sri Mulyani membahas tentang anggaran untuk pemerintahan Prabowo-Gibran atau APBN 2025.
Bendahara negara itu menjelaskan harga minyak mentah Brent mengalami volatilitas di tengah ketidakpastian global. Pada tahun 2010 harga minyak Brent berada di kisaran USD 80 per barel, kemudian naik di atas USD 100 per barel pada 2011.
ADVERTISEMENT
"Harga Brent di atas USD 100 per barel selama di atas 3 tahun. Tiba-tiba jlek, jlek itu jatuh. Jatuhnya itu sangat dalam mencapai USD 28 dolar per barel di tahun 2016," ungkapnya.
Kemudian, harga Brent mulai merambat naik di sekitar USD 60 dan kembali jatuh ke level terendah selama 5 dekade ketika pandemi COVID-19. Kala itu, harga Brent hanya USD 23 per barel.
"Angka USD 23 itu harga minyak pada saat sebelum perang Iran tahun 70-an 80-an. Dan kemudian dalam waktu kurang 2 tahun setelah pandemi naik lagi di USD 120 per barel karena ada perang Ukraina dan Rusia dan melorot lagi di USD 90 per barel," kata Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
"Kenaikan dan penurunan harga seperti ini jelas mempengaruhi APBN kita dan ekonomi kita," pungkasnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 11:17 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini