Capres & Caleg Hobi Bagi Sembako, Mendagri Wanti-wanti Harga Pangan Naik

16 Oktober 2023 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi (tengah) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (kanan) di Gedung Badan Pangan Nasional, Senin (16/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi (tengah) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (kanan) di Gedung Badan Pangan Nasional, Senin (16/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilu 2024 sebentar lagi. Di masa kampanye, biasanya calon presiden (capres) hingga calon legislatif (caleg) membagikan sembako kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan pembagian sembako ini bisa membantu kebutuhan pangan warga. Tapi di sini lain, juga ada potensi harga pangan naik di pasar.
"Salah satu yang dipakai para kontestan biasanya (bagi-bagi) sembako. Artinya kebutuhan sembako mungkin naik karena ditarik, demand-nya tinggi. Tapi ini akan membantu masyarakat," kata Tito dalam Gerakan Pangan Murah di Badan Pangan Nasional, Senin (15/10).
Tito melihat harga pangan mengalami kenaikan meskipun tingkat inflasi berada di level 2,28 persen yoy. Sementara daya beli serta gaji masyarakat tidak ikut naik. Oleh karena itu, Gerakan Pangan Murah (GPM) diharapkan bisa membantu masyarakat yang gajinya tetap untuk bisa mendapat harga pangan yang terjangkau.
Di hadapan para kepala daerah, dia meminta agar bisa mengendalikan harga pangan yang melonjak.
Pekerja menunjukan beras premium. Foto: ANTARA FOTO/Yudi
"Saya kira bisa dipahami oleh rekan-rekan kepala daerah supaya rekan bisa memahami. Dan juga terdekat kalau rekan-rekan juga bisa mengendalikan harga, pasti dicintai oleh rakyatnya dan pasti dipilih," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Tito mencermati tingkat inflasi sebesar 2,28 persen relatif sangat terjaga. Kunci untuk mencegah kenaikan harga pangan khususnya beras adalah menyiapkan suplai yang banyak.
"Kalau kita ingin tahu supply-nya kurang, pasokan kurang atau distribusi macet, itu saya minta kepada pusat untuk jaga stok baik pendataan dalam negeri, menyerap petani, kalau cukup swasembada. Kalau tidak, dengan segala hormat, harus impor untuk jaga stok," tutur Tito.
"Kita harus bekerja keras dengan langkah dilakukan Plt mentan. Ini langkah mendorong produksi pangan dalam negeri utamanya beras langkah dilakukan intervensi menyalurkan beras dalam bentuk bantuan gratis ke 21,3 juta penerima manfaat," lanjutnya.