Cara WSBP Jaga Daya Saing Precast: Digitalisasi hingga Andalkan Produk Lokal

12 September 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pegawai Waskita Beton. Foto: WSBP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pegawai Waskita Beton. Foto: WSBP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Kondisi manufaktur (precast) sangat kompetitif. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka kita harus segera berbenah agar daya saing kita di pasar luar tetap ada tetap sustain."
ADVERTISEMENT
Pernyataan yang disampaikan oleh VP of Precast & Post Tension PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Azizul Fajri, itu menggambarkan bagaimana inovasi harus dilakukan. Jika tidak, daya saing WSBP khususnya di industri precast bisa saja tidak terjaga.
Untuk itu, Azizul memastikan WSBP terus berinovasi agar terus berkontribusi ke pembangunan infrastruktur di Indonesia. Apalagi, WSBP menjadi perusahaan yang salah satunya bergerak dalam industri manufaktur beton precast.
Azizul menjelaskan WSBP memiliki kapasitas produksi hingga 3,7 juta ton per tahun melalui 9 precast plant WSBP yang tersebar di berbagai wilayah strategis di Indonesia. Menurutnya, itu menjadi salah satu keunggulan WSBP.
"Ini adalah salah satu pabrik yang besar di Indonesia. Ini salah satu kelebihan kita. Salah satu keunggulan kami memiliki plant-plant yang tersebar di seluruh Indonesia ada di Sumatera plant Gasing dan sisanya menyebar di Jateng, Jatim, Banten," ujar Azizul saat kelas kedua WICARA WSBP, Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
"Jadi sudah kami siapkan strategi delivery-nya untuk meng-cover wilayah-wilayah di Indonesia bahkan Indonesia Timur," tambahnya.

Lantas, strategi apa saja yang dilakukan agar precast WSBP punya daya saing tinggi?

Beton yang disuplai WSBP. Foto: Dok. WSBP
Azizul mengungkapkan pihaknya sudah mempunyai jurus untuk menjaga daya saing precast. Pertama adalah optimalisasi sistem yang terintegrasi dan AKHLAK atau Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang menjadi core value dari BUMN.
Ada tiga poin di strategi tersebut. Pertama, setiap transaksi WSBP diinput dalam sistem SAP S/4 HANA.
"Ini adalah salah satu sistem yang paling mutakhir di dunia manufaktur karena kalau boleh jujur transaksi di manufaktur mungkin sehari-hari mencapai ratusan ada transaksi barang masuk, barang keluar uang masuk uang keluar. Jadi kita perlu suatu sistem yang terintegrasi yang bisa membaca laporan secara valid dan jawabannya adalah SAP S/4 HANA ini," ungkap Azizul.
ADVERTISEMENT
Kedua, WSBP memiliki E-PROC atau sistem yang menjawab terkait keraguan terkait transaksi dengan pihak ketiga. Sistem tersebut juga bisa membuat terciptanya tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) di WSBP.
"Jadi E-PROC ini suatu sistem yang bisa bekerja menghitung secara competitivenes vendor-vendor kami agar penentuan pemenangnya lebih fair dan memenuhi compliance-compliance dari perusahaan," terang Azizul.
"Yang ketiga adalah AKHLAK. Ini adalah mandatory dari holding yang membuat kami dan insan WSBP semakin kuat di mana pun berada baik di level unit atau di kantor pusat ini memiliki brand dan kualitas yang sama," tambahnya.
Strategi kedua adalah optimalisasi produksi yang berbasis lean operation dan green manufacture. Azizul mengatakan tuntutan di manufaktur itu adalah bagaimana caranya selalu menciptakan inovasi untuk mendapatkan efisiensi.
ADVERTISEMENT
"Jadi lean operation ini secara garis besar adalah mengubah budaya teman-teman di lapangan atau di unit bagaimana cara dia bekerja, bagaimana caranya dia memutuskan masalah, bagaimana dia memilih suatu metode agar biaya yang dikeluarkan itu sangat efisien dan efektif," terang Azizul.
Terkait green manufacture, WSBP ikut serta dalam merumuskan industri hijau di Indonesia. WSBP berproduksi tetapi harus tetap mempertimbangkan keseimbangan lingkungan.
WSBP juga mempunyai teknologi Building Information Modeling (BIM) atau sistem untuk mendesain agar pekerjaan lebih mudah dan cepat dengan akurasi bagus. "BIM Ini sudah biasa dipakai di industri konstruksi tapi kita coba tarik di industri manufaktur agar presisinya lebih tinggi," ungkap Azizul.
Strategi ketiga adalah meningkatkan komitmen dan kepercayaan pemasok. Untuk menjalankan strategi itu, ada tiga langkah yang disiapkan WSBP. Pertama, menerapkan skema pembayaran Back-to-Back. Vendor dinilai nyaman bekerja sama dengan WSBP dengan adanya jaminan kontrak lagi.
ADVERTISEMENT
"Jadi ketika customer kami bayar secara otomatis kami akan langsung bayar ke pemasok. Ini alhamdulillah beberapa tahun ini trust vendor ke kami meningkat. Terbukti bahwa suplai-suplai vendor yang saat ini kita pakai itu meningkat yang membuat kekuatan kita semakin solid dalam melayani customer saat ini," ujar Azizul.
Selanjutnya kerja sama joint operation material admixture atau salah satu material yang dipakai di industri beton. Azizul menjelaskan admixture ini zat kimia yang diformulasikan dengan suatu campuran tertentu untuk mempercepat hidrasi antara air dan semen.
Azizul mengatakan perlu riset terkait admixture tersebut. Sehingga dengan adanya joint operation itu diharapkan produk yang dihasilkan bisa tepat sasaran.
Ketiga, penerapan consigment inventory. Azizul mengungkapkan selama ini ada beberapa pemasok WSBP yang kesulitan gudang. Sementara, WSBP masih mempunyai area yang masih longgar di beberapa pabrik. Area tersebut bisa digunakan pemasok untuk menitipkan barangnya.
ADVERTISEMENT
"Ini salah satu strategi untuk menjawab bahwa ada beberapa proyek yang fast program tak boleh telat, hitungannya hari, hitungannya jam. Kalau sampai suplai materialnya terlambat runtutan progres berikutnya akan terlambat. Ini sangat membantu kami dan ini tentunya dimodali trust vendor kepada kami," tutur Azizul.

Pemanfaatan Tenaga Kerja, UMKM, dan Produk Lokal

Beton yang disuplai WSBP. Foto: Dok. WSBP
Azizul memastikan WSBP banyak pemanfaatan tenaga kerja lokal, khususnya di pabrik. Ia mencontohkan jumlah karyawan lokal di pabrik bisa mencapai 60 orang dan beberapa anak buah mandor antara 30 sampai 50 orang.
"Kita hitung dulu man power planning-nya. Kita bagi menjadi tiga, ada manajerial, officer, dan tim lapangan atau mandor. Kita upayakan teman-teman yang di officer dan mandor ini kita menggunakan tenaga kerja lokal agar perekonomian di daerah ini bergerak juga," kata Azizul.
ADVERTISEMENT
Penggunaan material ramah lingkungan seperti fly ash juga ditingkatkan untuk menjaga keberlanjutan. Azizul menegaskan pihaknya juga menjaga nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk menciptakan supply chain yang baik.
Azizul mengungkapkan TKDN di precast WSBP saat ini mencapai 70 persen sampai 75 persen. Jumlah TKDN tersebut bakal terus ditingkatkan.
"Kami ingin mengarah ke 80 persen sampai 85 persen. Artinya semua produk-produk yang kita pakai ini kalau bisa dominan adalah dari Indonesia atau dari lokal," ujar Azizul.
Selanjutnya yang tidak kalah penting menurut Azizul adalah meningkatkan keterlibatan UMKM dan koperasi dalam rantai pasok perusahaan. Ia menegaskan transaksi-transaksi pembelian yang nilainya menengah ke bawah dialokasikan untuk vendor UMKM lokal.
"Harapannya kembali lagi perputaran ekonomi, perputaran uangnya di lokal tetap jalan dan pabrik-pabrik kami yang di daerah bisa meningkatkan kesejahteraan lingkungan sekitar," tutur Azizul.
ADVERTISEMENT