Cat Pesawat Kepresidenan Telan Biaya Miliaran Rupiah, Kok Bisa?

4 Agustus 2021 9:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo turun dari Pesawat Kepresidenan setibanya di Bandara Raden Inten II Lampung, Rabu (2/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo turun dari Pesawat Kepresidenan setibanya di Bandara Raden Inten II Lampung, Rabu (2/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Pengecatan pesawat kepresidenan di tengah pandemi menjadi sorotan khusus Pengamat Penerbangan Alvin Lie. Sebab, biaya yang dikeluarkan untuk pengecatan miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar antara USD 100 ribu-USD 150 ribu. Sekitar Rp 1,4 miliar sd Rp 2,1 miliar," tulis mantan Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) itu di akun twitter-nya.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, menyebut hal ini sebagai kebanggaan bagi bangsa dan negara.
"Dapat dijelaskan, bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak tahun 2019, serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," kata Heru dalam keterangannya, Selasa (3/8).
Lalu kenapa mengecat pesawat biayanya hingga miliaran rupiah?
Berbeda dengan cat bangunan atau kendaraan lainnya, untuk pesawat diperlukan cat dengan spesifikasi khusus. Seorang sumber kumparan yang berbisnis maintenance dan pengecatan pesawat, mengungkapkan spesifikasi khusus yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
"Itu memang khusus cat aviasi. Dia harus tahan high temperature extrem, juga punya sifat anti-statis. Jenis cat ini juga masih impor, belum diproduksi di Indonesia," ujarnya kepada kumparan, Selasa (3/8).
Dalam bisnis pengecatan pesawat, dia sendiri biasa menggunakan cat pesawat buatan Akzo Nobel Coatings Ltd, yang diimpor langsung dari Selandia Baru. Menurutnya, setiap set atau satu kit cat terdiri dari 3 komponen, yakni cat dasar (base paint), hardener, dan thinner.
Soal biaya, dia tidak secara terbuka mengungkapkan. Karena menurutnya bukan semata-mata dipengaruhi oleh harga cat. Tapi juga tergantung jenis pesawat dan spesifikasinya, serta detail pengecatan.
"Ada yang pengecatannya full paint, nge-block satu warna. Ada juga yang perlu tochup khusus karena posisi di bodi pesawatnya kurang baik. Ini harus kita hitung," paparnya.
Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Selain dengan cat, untuk eksterior pesawat juga bisa menggunakan cutting sticker. Ini pun, ujarnya, spesifikasinya khusus dengan ketebalan beberapa mikron saja. "Pakai cutting sticker juga enggak sembarangan. Saya biasa pakai 3M, itu setiap part number harus tersertifikasi juga oleh 3M-nya," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Variabel lain dalam menentukan biaya adalah ongkos pekerja. Selain harus tersertifikasi, berbeda jenis pesawat dan detail pengecatan yang diminta, tentu mempengaruhi ongkos kerja.
Senada dengan itu, International Aerospace Coating (IAC) yang merupakan salah satu pebisnis pengecatan pesawat kelas global, menjelaskan pengecatan sebuah pesawat biasanya menghabiskan waktu sekitar satu hingga dua pekan. Sementara biayanya juga sangat bervariasi. "Itu semua tergantung pada ukuran pesawat dan kesulitan permintaan desain."
Pesawat Boeing 737 milik Alaska Airlines misalnya, pernah minta bodi pesawatnya dicat dengan corak 'Toy Story' kerja sama dengan Disney-Pixar. IAC membutuhkan waktu pengerjaan hingga 21 hari penuh.
Sebagai gambaran, pengecatan pesawat penumpang biasa harganya mencapai USD 150 ribu (Rp 2,15 miliar) hingga USD 300 ribu (Rp 4,30 miliar). Sedangkan harga untuk pesawat yang lebih kecil, bisa hanya USD 50 ribu atau Rp 700 jutaan.
ADVERTISEMENT