Catat! Tarif Listrik Nonsubsidi Berpotensi Naik di Tahun 2024

16 Agustus 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PLN.  Foto: Dok: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PLN. Foto: Dok: PLN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah membuka peluang tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga non subsidi akan naik di tahun 2024. Hal tersebut tercantum dalam Rancangan APBN (RAPBN) tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku nota keuangan yang diterima kumparan, Rabu (16/8), dalam melaksanakan program pengelolaan subsidi energi, pemerintah menghadapi berbagai tantangan, seperti tingginya harga komoditas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan subsidi energi.
Kemudian, LPG 3 kg dan solar masih didistribusikan secara terbuka, validitas data masyarakat yang berhak menerima subsidi belum akurat, dan kebutuhan anggaran yang meningkat seiring dengan komitmen pemerintah dalam memberikan dukungan kepada energi baru terbarukan (EBT).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah akan berupaya melakukan beberapa hal, salah satunya kenaikan tarif listrik nonsubsidi untuk memaksimalkan subsidi listrik kepada penerima yang berhak.
"Memperkuat penerapan subsidi tepat sasaran untuk R1 450 VA disertai dengan kebijakan tariff adjustment untuk pelanggan non-subsidi, diselaraskan dengan kondisi perekonomian," demikian tertulis dalam nota keuangan.
ADVERTISEMENT
Selain kenaikan tarif listrik nonsubsidi, pemerintah juga akan melakukan transformasi penyaluran Subsidi LPG tepat sasaran, integrasi Subsidi LPG dengan program perlindungan sosial, disertai penyesuaian harga jual eceran (HJE) LPG tabung 3 kg secara bertahap.
Ilustrasi pelayanan PLN. Foto: PLN
Kemudian, transformasi penyaluran subsidi BBM tepat sasaran dengan pendataan pengguna BBM bersubsidi berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun dalam RAPBN tahun anggaran 2024, anggaran Subsidi Listrik direncanakan sebesar Rp 75,83 triliun atau lebih tinggi 7 persen apabila dibandingkan dengan outlook tahun 2023 sebesar Rp 70,88 triliun.
Peningkatan alokasi ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan volume listrik bersubsidi dan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik. Adapun penyebab kenaikan BPP yakni kenaikan fuel mix BBM dan peningkatan pemakaian bahan bakar biomassa untuk co-firing PLTU.
ADVERTISEMENT