Catatan Sektor Transportasi Era Jokowi, Revitalisasi Jalur KA hingga Bandara

17 Mei 2024 20:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Bandara Kertajati, Majalengka, Jumat (5/5/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Bandara Kertajati, Majalengka, Jumat (5/5/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan evaluasi pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN 2020-2024, alias selama periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti, mengatakan ada beberapa sasaran atau indikator sektor transportasi yang tidak mencapai target, beberapa ditandai dengan keterangan perlu kerja keras, ada juga yang sulit tercapai.
Indikator yang masih perlu kerja keras untuk mencapai target yakni penurunan rasio fatalitas kecelakaan jalan per 10.000 kendaraan terhadap angka dasar tahun 2010, waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau, dan kondisi mantap jalan nasional provinsi/kabupaten/kota.
Sementara beberapa indikator yang sulit mencapai target RPJMN 2020-2024, pertama panjang jaringan kereta api (KA) yang terbangun secara kumulatif, baru 6.880 km di 2023 dari target 7.451 km.
"Jaringan kereta api yang terbangun, ini masih juga perlu kerja keras. Bahkan ini indikator remark-nya itu malah sulit tercapai, jadi masih kurang," ungkap Virgi saat Forum Diskusi Sektor Transportasi MTI, Jumat (17/5).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya indikator jumlah pelabuhan penyeberangan baru yang dibangun secara kumulatif, baru tercapai 18 lokasi di 2023 dari target 36 lokasi. Bappenas menilai indikator ini juga sulit tercapai.
Seorang petugas membawa perlengkapan saat menangani rel kereta api di KM 1+3/4 jalur relasi Kampung Bandan-Rajawali, Jakarta, Sabtu (13/4/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
Terakhir, indikator yang targetnya sulit tercapai adalah jumlah bandara baru yang dibangun secara kumulatif, yakni baru 11 bandara dari target 21 bandara.
"Jumlah pelabuhan penyeberangan sulit tercapai, bandara baru yang dibangun juga masih sulit tercapai, meskipun sudah banyak yang dibangun," tumbuh Virgi.
Meski demikian, masih lebih banyak indikator pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN 2020-2024 yang sudah tercapai, yakni jumlah rute jembatan udara, jumlah kota metropolitan dengan sistem angkutan umum massa, rata-rata waktu tanggap pencarian dan pertolongan.
Kemudian jumlah rute subsidi tol laut, jumlah pelabuhan utama yang memenuhi standar, rute pelayaran yang paling terhubung, dan kondisi jalur KA sesuai standar TQI kategori 1 dan 2.
ADVERTISEMENT
"Capaian-capaian kita terutama pembangunan infrastruktur sudah sangat baik, sudah sangat banyak. Tapi tetap kita perlu mengevaluasi diri kita sendiri untuk lebih baik lagi ke depan," kata Virgi.