CELIOS Ungkap Jumlah Investor Ritel di RI Meningkat, Apa Saja Penyebabnya?

20 September 2022 12:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
ADVERTISEMENT
Center of Economics and Law Studies (CELIOS) mencatat jumlah investor ritel di pasar modal hingga akhir Mei 2022 telah mencapai 8,86 juta atau naik sebesar 18,29 persen. Adapun dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2021 mencapai 56,2 persen atau naik 48,4 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan ada beberapa penyebab utama kenaikan investor ritel di Indonesia. Pertama, bertambahnya waktu luang akibat pembatasan mobilitas. Kedua, berkurangnya pengeluaran rekreasional, sehingga mendorong perilaku menabung dan berinvestasi.
"Lalu, ketiga adalah tingkat suku bunga yang rendah selama 2019-2021 yang mendorong masyarakat untuk mencari alternatif instrumen investasi yang memberikan imbal balik lebih tinggi dibanding bunga tabungan," ujar Bhima dalam Konferensi Pers CELIOS bersama Pluang di Kadin Indonesia, Selasa (20/9).
Bhima juga membandingkan pertumbuhan investor ritel yang ada di negara lain. Untuk Amerika Serikat (AS) pertumbuhan investor ritel pada 2021 mencapai 25 persen, investor ritel di Uni Eropa juga naik 100 persen sejak awal 2020 dan posisi investor ritel di India naik 45 persen sejak awal pandemi hingga semester I 2021.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jumlah investor ritel secara global mengalami peningkatan signifikan dengan diberlakukannya aturan pembatasan sosial yang memberikan investor lebih banyak memiliki cadangan uang kas dan waktu luang untuk lebih aktif di pasar keuangan.
Konferensi Pers CELIOS bersama Pluang di Kadin Indonesia, Selasa (20/9). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Selain itu, faktor pendorong tren investor ritel mengalami kenaikan adalah kemunculan aplikasi-aplikasi investasi ritel, integrasi dengan platform pembayaran, adanya kode refferal untuk menarik pengguna hingga modal awal yang rendah dan biaya transaksi yang murah.
"Google memproyeksikan potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 akan tumbuh mencapai USD 146 miliar yang terbesar di Asia Tenggara," ujar Bhima.

Korelasi Pertumbuhan Investor Ritel dengan Perekonomian

Bhima menambahkan semakin banyak ritel, khususnya domestik di pasar keuangan akan meningkatkan kedalaman pasar keuangan, sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia dari berbagai tekanan baik internal maupun eksternal atau arus modal asing keluar.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data OJK tahun 2022, penggunaan dana penawaran modal kerja sebesar 67 persen, pembayaran utang 22 persen, lain-lain 4 persen, ekspansi 4 persen dan penyertaan 3 persen.
"Aliran dana pasar saham Indonesia pada April 2022 USD 2.783 juta," ungkapnya.