Cerita 2 Gerai Legendaris Matahari yang Ditutup dalam 2 Bulan Terakhir

4 November 2021 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gerai Matahari di Pasar Baru, Jakarta, yang tutup, Kamis (4/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gerai Matahari di Pasar Baru, Jakarta, yang tutup, Kamis (4/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Mulai 1 Novemer 2021, Matahari Department Store di Pasar Baru sudah tak lagi beroperasi. Gerai tersebut sudah berdiri sejak 1958. Ini adalah gerai Matahari yang tertua.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resminya, sejarah Matahari dimulai pada 24 Oktober 1958 saat membuka gerai pertamanya yang berupa toko fashion anak-anak di Pasar Baru, Jakarta.
Corporate Secretary PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), Miranti Hadisusilo, membenarkan bahwa gerai Matahari di Pasar Baru sudah ditutup permanen. Para karyawannya dialihkan ke gerai Matahari lain.
"Iya benar. Karyawan kami alihkan ke gerai-gerai terdekat, tidak ada yang di-PHK," jelas Miranti kepada kumparan, Kamis (4/11).
Suasana gerai Matahari di Pasar Baru, Jakarta, yang tutup, Kamis (4/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebelumnya pada 16 September 2021 lalu, gerai Matahari yang berlokasi di depan Stasiun Bogor dan di sebelah mal Taman Topi juga ditutup.
Gerai tersebut juga salah satu yang tertua. Berdiri sejak tahun 1960 dengan nama De Zon yang juga berarti Matahari. Kala itu, De Zon baru saja dibuka dan hanya ada 3 gerai, yakni Jakarta Paser Baroe (Pasar Baru), Bogor, serta Bandung.
ADVERTISEMENT
Hingga akhir September lalu, menurut Miranti, sepanjang 2021 ini ada sebanyak empat gerai Matahari yang akhirnya diputuskan tutup.
"Tahun ini sudah ditutup 4 sampai dengan hari ini. Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Bogor masing-masing satu gerai," jelas Miranti.
Pekerja memasang banner potongan harga di gerai Matahari Department Store, Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/5/2021). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
Ia menjelaskan, upaya tersebut sebagai bentuk efisiensi operasional selama merebaknya pandemi COVID-19. Pembatasan aktivitas operasional serta kegiatan masyarakat di luar rumah, menjadi penyebab kian sepinya pusat perbelanjaan.
"Yang ditutup adalah gerai-gerai yang tidak perform," sambungnya.

Kinerja Keuangan Matahari di 2021

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatatkan kinerja yang positif sepanjang semester I 2021. Matahari Departement Store mencatatkan lonjakan pendapatan dan mampu membalikkan kerugian menjadi laba.
LPPF membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 58,44 persen menjadi Rp 3,57 triliun, dari Rp 2,25 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Suasana gerai Matahari di Pasar Baru, Jakarta, yang tutup, Kamis (4/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perseroan pun mampu membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 532,48 miliar, dari rugi bersih sebesar Rp 357,87 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Chief Executive Officer LPPF Terry O'Connor mengatakan, kinerja perseroan pada September terlihat lebih baik dibandingkan dengan Juli dan Agustus karena adanya pembukaan kembali gerai Matahari.
Sebagaimana diketahui, saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali pada Juli lalu, Emiten dengan kode LPFF ini menutup sebanyak 89 gerai yang tersebar di Jawa dan Bali.
"September terlihat lebih baik daripada Juli atau Agustus karena adanya pembukaan toko. Kami menyambut baik pelonggaran PPKM karena kita lihat, 45 gerai kami kembali beroperasi dari sebelumnya 31 gerai," kata Terry dalam paparan publik secara virtual, Jumat (10/9).
Warga berjalan melewati papan informasi potongan harga di gerai Matahari Department Store, Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/5/2021). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
Dia melanjutkan, dengan penurunan kasus aktif yang bergerak ke arah yang lebih baik, dirinya yakin apabila semua masyarakat memainkan perannya dengan baik, maka akan terjadi pelonggaran yang lebih lanjut. Hal ini menjadi pertanda baik bagi Matahari.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat berharap kami dapat berjualan di akhir tahun dengan cukup normal," ucap Terry.
Meski demikian, Terry tidak bisa memperkirakan berapa jumlah pendapatan dan laba bersih yang mampu diraih LPPF hingga akhir tahun. Pasalnya, COVID-19 dengan pembatasan seperti PSBB dan PPKM membuat situasi menjadi tidak pasti.
"Jadi sementara, kami harus menanggung rasa sakit dari pasar di kuartal III tahun 2021. Kami percaya itu adalah fenomena jangka pendek untuk menyiapkan pemulihan yang lebih berkelanjutan di kuartal IV tahun 2021," ucapnya.