Cerita Arsjad Rasjid Maju Jadi Calon Ketum KADIN: Harus Gelar ‘RUPSLB’ Keluarga

7 Mei 2021 15:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Arsjad Rasjid memutuskan maju mencalonkan diri dalam bursa Calon Ketua Umum (Ketum) KADIN periode 2021-2026. Pria berusia 51 tahun akan bersaing dengan kandidat lainnya, yakni Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie.
ADVERTISEMENT
Sebelum memutuskan deklarasi pada 26 Maret 2021 lalu, Arsjad yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY), bercerita bahwa butuh waktu dalam memantapkan diri untuk maju ke bursa Ketum KADIN. Sebagai sosok yang jarang muncul di publik, Arsjad mengaku keinginan untuk mengabdi muncul saat hadir di sebuah forum bisnis di Negeri Jiran saat usianya 48 tahun. Kala itu, ia mendapat rekomendasi sebuah buku, yang isinya tentang apa yang bakal dilakukan setelah usia 50 tahun.
“Saat umur 48, pergi ke Singapura ada acara. Saya dapat rekomendasi baca buku Half Time. Kehidupan ada babak half time atau istirahat. Mau ngapain? Itu jadi kepikiran,” kata Arsjad dalam wawancara program The CEO di Kantor Redaksi kumparan di Jakarta Selatan, Rabu (14/4).
ADVERTISEMENT
Keinginan untuk mengabdi setelah usia 50 tahun belum memudar, namun mulai menguat ketika ia terkena COVID-19 dan kemudian harus menjalani operasi jantung di akhir 2020. Di situ, ia berhasil sembuh. Baginya, kesembuhan itu seperti mukjizat karena berhasil melalui ujian COVID-19 dan operasi jantung. Kemudian, ada senior di KADIN yang meminta dirinya untuk memikirkan opsi maju di bursa calon ketua umum.
Setelah yakin, ia selanjutnya meminta masukan dari internal keluarga. Ia mengibaratkannya sebagai Rapat Umum Perusahaan Luar Biasa atau ‘RUPSLB’ versi mini. Arsjad meminta masukan dari istri dan ketiga anaknya. Semuanya mendukung. Ia sedikit kaget juga, karena dirinya pernah menggelar ‘RUPSLB’ serupa saat ramai berseliweran calon menteri pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin tahun 2019 silam. Putri dan istrinya kala itu keberatan bila Arsjad menjadi menteri dan bagian dari pemerintahan. Dengan canda, sang istri mengaku tak bersedia ikut kegiatan ibu-ibu istri pejabat seperti Dharma Wanita.
ADVERTISEMENT
“(Pas dekat pengumuman Menteri Jokowi-Ma’ruf Amin) Ini 50:50, RUPSLB enggak pas. Saya usaha enggak diangkat (jadi menteri). Waktu ini (KADIN), istri saya malah bilang, ini bisa melayani dan kontribusi, tapi bukan pejabat negara. Saya dengarkan opini mereka (anak dan istri),” tambahnya.
Saat restu dari keluarga sudah dikantongi, ia kemudian berbicara dengan rekannya sesama pendiri Indika Energy, Agus Lasmono. Agus mendukung pencalonan dirinya, dengan syarat tidak keluar dari perusahaan.
Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid. Foto: kumparan

Arsjad Rasjid Ingin KADIN yang Kolaboratif dan Inklusif

Arsjad mengaku motifnya maju benar-benar ingin mengabdi, bukan sekadar ingin rutin ketemu menteri dan presiden. Kalau urusan bertemu pejabat negara, menurutnya sudah sering sebagai seorang pengusaha dan CEO perusahaan.
Ia ingin membawa organisasi KADIN sebagai ‘rumah’ kolaborasi dan terbuka atau inklusif buat teman-teman pengusaha serta asosiasi di pusat maupun di daerah. Di mana, Arsjad bakal menempatkan KADIN daerah dan asosiasi mirip dengan pemegang saham dalam sebuah korporasi. KADIN pusat sebagai induk perusahaan akan memberikan dividen berupa value kepada anggotanya.
ADVERTISEMENT
Ia juga bercerita, deklarasi yang dilakukan jauh-jauh hari bisa menyerap seluruh aspirasi. Aspirasi itu memperkuat rencana dan programnya seperti bakal mengubah struktur organisasi di KADIN. Konsepnya adalah akan ada kabinet atau divisi di KADIN yang serupa dengan nama kementerian/lembaga di pemerintahan. Misalnya, ada divisi atau menteri ESDM di internal KADIN. Tujuannya agar komunikasi dengan regulator lebih tepat, kemudian bisa mengikuti kebijakan dan memberikan masukan ke pemerintah. Selain itu, konsep ini bisa juga menyalurkan aspirasi dari teman-teman pengusaha daerah dan asosiasi secara tepat.
“Kita ada Menteri Pertanian, kalau ada buat policy bisa ngobrol. Supaya man to man marking, karena policy banyak. Kita juga bisa jembatani untuk policy,” sebutnya.