Cerita Basboi dan Ladang Lima yang Gali Kekayaan Budaya di Shopee 11.11 Big Sale

4 November 2023 8:04 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ladang Lima di Shopee 11.11 Big Sale. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ladang Lima di Shopee 11.11 Big Sale. Foto: Dok. Istimewa
Produk-produk hasil kekayaan budaya kini menjadi salah satu tren yang digandrungi anak muda. Hal ini merupakan bagian dari dampak positif yang dihasilkan oleh adanya inovasi teknologi.
Berbelanja produk lokal yang berkualitas pun semakin digemari anak muda untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik itu dari aspek kuliner, alunan musik, hingga ragam pakaian lokal.
Meningkatnya minat terhadap produk lokal dan kekayaan budaya ini tidak hanya mencerminkan perubahan pola konsumsi, tetapi juga menjadi bukti bahwa semakin kuatnya komitmen masyarakat, termasuk anak muda, dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya Indonesia.
Sejalan dengan adanya perubahan pola konsumsi ini, Shopee menghadirkan ruang diskusi dengan tema Merajut Kekayaan Budaya Melalui Karya. Kegiatan ini dihadirkan untuk memeriahkan kampanye Shopee 11.11 Big Sale, dan menghadirkan Basboi (Public Figure) dan Annisa Pratiwi (CMO Ladang Lima).
Keduanya akan berbagi kisah sukses dan perjalanan yang mereka lalui dalam menggali potensi budaya Nusantara melalui karya yang menggabungkan nilai budaya lokal dengan cara yang modern dan kreatif.
Head of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna, mengatakan bahwa Shopee selalu berupaya menjadi wadah yang dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia dan mengajak penggunanya untuk melestarikan dengan produk dari brand lokal dan UMKM.
“Dengan memilih menggunakan produk lokal, masyarakat bukan hanya sekadar mengikuti tren semata, melainkan juga mengambil peran yang aktif dalam menjaga dan memperkaya warisan budaya,” jelasnya.
Menurut Monica, masyarakat bisa ikut serta memberikan dampak positif pada pertumbuhan bisnis pelaku usaha lokal dan sektor UMKM secara langsung—yang membuka kesempatan bagi para pelaku usaha untuk berkembang dan terus menghadirkan inovasi produk berkualitas.
“Acara ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi pengguna untuk melihat potensi dan ikut mendukung ragam produk lokal yang mewujudkan budaya Indonesia sepanjang kampanye Shopee 11.11 tahun ini,” kata Monica.

Perkenalkan Potensi Kekayaan Alam Melalui Produk Sehat Ladang Lima

Tidak hanya dikenal sebagai negara dengan beragam budaya dan tradisi lokal yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah.
Sebagai negara tropis, Indonesia sangat kaya akan rempah-rempah dan umbi-umbian yang mudah tumbuh subur sekalipun tanpa dipupuk. Potensi inilah yang menjadi latar belakang berdirinya Ladang Lima pada tahun 2013 lalu sebagai brand lokal pertama yang menghadirkan makanan sehat berbahan singkong.
Awalnya Annisa Pratiwi bersama sang suami melihat potensi yang bisa dikembangkan dari kebun singkong milik keluarga. Masyarakat mungkin sudah awam dengan olahan singkong sebagai gorengan atau keripik. Namun ternyata, masih ada potensi lebih yang dimiliki.
Tepung, misalnya, merupakan bahan dasar yang banyak digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan. Bisa untuk roti dan aneka kue di Indonesia. Sayangnya, bahan baku tepung yang sebenarnya adalah gandum, yang tidak tumbuh di Indonesia.
Sebagai CMO Ladang Lima, Annisa Pratiwi melakukan riset selama 5 tahun untuk bisa menemukan bahwa hasil olahan singkong bisa dimanfaatkan menjadi tepung terigu yang gluten free dan sehat untuk dikonsumsi.
Dengan memanfaatkan singkong, upaya yang dilakukan oleh Annisa selaras dengan mimpinya yang ingin mendukung ketahanan pangan di Indonesia dan mengikutsertakan petani Indonesia.
“Apalagi, saat ini masyarakat sudah sadar dan lebih mindful dalam memilih produk yang lebih sehat, sehingga kami ingin menunjukkan bahwa bahan baku lokal bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan diet gluten free dan sama kualitasnya seperti produk impor,” kata Annisa.
Untungnya Annisa mendapat respons positif dari masyarakat. Bisnisnya berkembang, dari hanya Tepung Singkong (Mocaf) kini sudah berhasil mengembangkan inovasi produk sehat lain seperti cookies gluten free, mie gluten free, pasta singkong, dan aneka tepung premiks lainnya.
Bahan baku singkong didapatkan dari petani lokal di Pasuruan daerah Malang yang merupakan penghasil singkong terbesar di Indonesia. Kebun ini juga berada di bawah kaki gunung Bromo yang dekat dengan pabrik pembuatan produk Ladang Lima, sehingga olahan yang dihasilkan selalu menggunakan singkong yang segar.
Ladang Lima hanya memproses singkong segar yang baru dipanen untuk menjaga kualitas tepung singkong dan menghasilkan warna tepung yang putih alami tanpa proses pemutihan.
Tidak hanya itu, dalam proses produksi, Ladang Lima juga memberdayakan perempuan di wilayah sekitar kebun dan saat ini 70 persen pekerja di pabrik dan kebun adalah perempuan. Dapat dikatakan, semua pembuatan produk Ladang Lima dikerjakan oleh tangan-tangan perempuan lokal.
Perjalanan panjang yang dilalui Annisa bersama Ladang Lima hingga memasuki tahun ke-10 ini tentu tidak selalu berjalan selalu lancar. Namun kegigihan dan strategi yang terus dilakukan, membawa hasil yang luar biasa bagi peningkatan bisnis Ladang Lima, salah satunya dengan bergabung di Shopee pada 2018 lalu.
“Kami memulai bisnis ini dengan kondisi di mana masyarakat sudah terbiasa menggunakan jenis tepung yang ada di pasaran, dan awareness masyarakat akan makanan sehat juga belum setinggi saat ini. Melalui Shopee, Ladang Lima bisa menjual dan memperkenalkan produk-produk yang kami miliki kepada jangkauan pengguna yang luas yang Shopee miliki bahkan hingga ke area pelosok,” jelas Annisa.
Ia pun mengaku bahwa tampaknya para pengguna Shopee menyukai produk Ladang Lima, terutama cookies gluten free. Shopee bahkan menjadi channel penjualan cookies Ladang Lima terbanyak.
“Berbagai program dan kampanye Shopee yang kami ikuti pun telah membantu kami untuk terus berkembang dan berhasil memberikan eksposur kepada Ladang Lima sebagai pilihan masyarakat ketika mencari alternatif produk sehat. Semua hal ini ikut berdampak secara signifikan pada penjualan dan peningkatan transaksi Ladang Lima di Shopee, di mana setiap tahun kami selalu merasakan peningkatan penjualan di Shopee hingga mencapai 2 kali lipat. Terima kasih Shopee,” tambah Annisa.

Kisah Basboi, Menceritakan Budaya Lokal Melalui Karya Modern

Berangkat dari perjalanan hidup yang dihiasi oleh keragaman budaya, Baskara Rizqullah atau sering disapa Basboi, mengakui sangat terinspirasi oleh kekayaan Indonesia setiap menciptakan karyanya.
Menggeluti karier sebagai rapper yang identik dengan lagu-lagu berlirik bahasa asing, tidak menutup tekad Basboi untuk memperkenalkan keunikan budaya dan tradisi lokal melalui lagu ciptaannya yang menjadi ciri khas dirinya untuk tampil berbeda di industri musik rap dan hip-hop Indonesia.
Basboi bilang, tumbuh kembang di berbagai kota memberinya inspirasi budaya. Ia pernah tinggal di Medan, Bandung, hingga Jakarta. Perjalanan ini membuatnya nyaman menulis lirik lagu dalam bahasa Indonesia, terlepas dari kesan bahwa musik rap sering dikaitkan dengan bahasa asing.
“Aku percaya dengan menggunakan Bahasa Indonesia dapat membawa kekayaan budaya kita ke panggung dunia dengan otentik. Lewat berbagai lagu-laguku, aku mencoba menceritakan pengalaman hidupku dengan mengkombinasikan nuansa budaya lokal dalam sebuah lagu Rap dan Hip-hop. Lewat karya-karya ini, aku ingin merefleksikan jati diriku yang sebenarnya, walau dikelilingi oleh referensi dan pengaruh dari luar, tetapi tetap bangga menunjukkan identitas budayaku sebagai orang Indonesia,” jelas Basboi.
Selain melalui karya musik, Basboi juga aktif menampilkan keunikan budaya Nusantara lewat kecintaan terhadap dunia fesyen dalam negeri. Baginya, memakai setelan fesyen lokal adalah cara lain untuk mewujudkan cinta pada budaya Indonesia.
Setiap tampil di berbagai acara dan festival, ia berusaha untuk menonjolkan gaya berpakaian yang nyentrik dengan memadupadankan produk fesyen lokal dengan tren terkini. Kegemaran ini dilakukannya sebagai bentuk dukungan kepada para desainer fesyen lokal berbakat untuk terus mampu merajut kekayaan budaya agar selalu relevan bagi setiap generasi dan zaman.
Ia tidak bisa memungkiri bahwa di balik keberhasilannya mengembangkan potensi budaya, ada peran signifikan dari teknologi yang membantu menemukan banyak referensi.
“Layaknya Shopee, yang telah menjadi teman setiaku dalam mencari berbagai produk lokal berkualitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui kemudahan dan penawaran menarik yang dihadirkan Shopee, aku dapat dengan mudah melengkapi koleksi pakaian dan aksesoris untuk manggung, perlengkapan rumah, dan ragam kebutuhan lainnya,” paparnya.
“Menariknya lagi, setiap aku kangen dengan kenikmatan kuliner khas Medan dan jajanan-jajanan lokal Bandung, gampang banget mencarinya di Shopee sehingga aku bisa bernostalgia dengan masa-masa remaja dan kuliah. Karena di Shopee tuh lengkap banget buat aku mencari kebutuhan-kebutuhan produk lokal, apalagi ditambah dengan promo-promo menariknya, seperti Gratis Ongkir jadi aku bisa belanja di mana saja dan dari mana saja,” tutup Basboi.
Setiap orang punya caranya sendiri dalam merajut kekayaan budaya Indonesia. Bagaimana denganmu?
Kampanye Shopee 11.11 Big Sale yang masih berlangsung hingga 11 November 2023 ini merupakan momen pas untuk memanfaatkan berbagai penawaran terbaik, program menarik, dan segala kemudahan yang ada untuk mengisi hari-hari dengan budaya dan tradisi Indonesia. Kamu bisa memanfaatkan Gratis Ongkir Rp 0, Shopee Live Diskon Murah, dan Big Flash Sale.
Info lebih lanjut soal Shopee 11.11 Big Sale, kunjungi https://shopee.co.id/11-11, ya. Download juga aplikasinya, gratis melalui App Store atau Google Play Store, serta aktifkan ShopeePay kamu sekarang!
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio