Cerita Ganjar Pernah Berupaya Selamatkan Bank yang Dirampok Direksi

11 Mei 2023 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konsolidasi pemenangan bacapres Ganjar Pranowo di GOR PKPSO Kaliwates, Jember, Minggu, (7/5) Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Konsolidasi pemenangan bacapres Ganjar Pranowo di GOR PKPSO Kaliwates, Jember, Minggu, (7/5) Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo bercerita tentang pengalamannya berusaha menyelamatkan salah satu Badan Kredit Kecamatan (BKK) di wilayahnya yang kolaps karena dirampok direksinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Ganjar mengatakan, kasus tersebut pun mengubah caranya dalam menyeleksi direksi bank pelat merah di Jateng untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi kembali.
Ganjar menjelaskan, jika bank pelat merah terjerat kasus dampaknya adalah mempertaruhkan trust atau kepercayaan masyarakat. Dia pun bercerita lika-liku membereskan kasus tersebut dengan Otoritas Jasa keuangan (OJK).
"Kita putuskan likuidasi, bundle asetnya dilakukan pemberesan dan kita hitung tapi tidak cukup, suntik pake APBD tidak diizinkan ternyata. Kok ini aneh, jadi saya tiap hari didemo terus, ada yang 7 tahun sampai hari ini belum beres. Terakhir kita negosiasi lagi boleh disuntik (APBD)," tutur dia.

Modus Direksi Merampok Uang Nasabah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat pelantikan direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jateng dan penyaluran bantuan Rp 1 miliar untuk UMKM di 6 kabupaten/kota. Foto: Dok. Istimewa
Dia mengatakan, kasus direksi bank merampok uang nasabah merupakan kasus yang terstruktur, sistematis, dan masif. Hal tersebut membuat dirinya mengambil langkah unik dalam seleksi direksi di BKK dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
ADVERTISEMENT
Selain wawancara mengenai peraturan OJK, pengalaman, dan kesiapannya menjadi direksi bank pelat merah daerah, dia memberikan satu pertanyaan terkait kiat merampok bank secara terselubung.
"Tolong dijawab 3 cara mencuri duit bank paling bagus dan kira-kira enggak ketahuan bagaimana caranya. Dia pasti menyiapkan diri dengan tetek bengek aturan dan visi misi yang tinggi sekali, dari pengalaman ini dia biasanya menutupi wah saya tidak pernah (mencuri) jadi saya tidak tahu," jelas Ganjar.
Jika menjawab seperti itu, lanjut Ganjar, dia tidak akan meloloskan sang kandidat. Namun, akhirnya dia menemukan kandidat yang bisa menjawab cara-cara merampok uang nasabah.
Modus pertama yaitu dengan kredit topengan, di mana nilai kredit ditambah oleh oknum direksi bank dan sebagian dana penyaluran kreditnya disimpan untuk pribadi.
ADVERTISEMENT
Kemudian modus kedua, lanjut Ganjar, adalah yang paling klasik yakni setoran warga tidak pernah dimasukan kas dan diambil oleh pihak oknum. Modus ketiga, yakni pengambilalihan PIN rekening.
Bakal Calon Presiden (Bacapres) PDI Perjuangan ini melanjutkan, ada modus perampokan nasabah tambahan yang diungkapkan sang kandidat yaitu adanya tekanan dari aktor-aktor politik, bisa kepala daerah, kepala dinas, bahkan DPRD.
"Biasanya kawan-kawan saya yang nyaleg kalo enggak punya duit, utangnya besar, dan tentu kalau kolateral dan sebagainya, ini real yang saya ikuti," sambung Ganjar.