Cerita Hery Gunardi Selesaikan S3 Unpad di Tengah Kesibukan sebagai CEO BSI

29 Juli 2021 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Gelaran sidang promosi Doktor atau Strata 3 (S3) menjadi momen emosional bagi Hery Gunardi, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Dalam sidang promosi Doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad), Hery dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan.
ADVERTISEMENT
Hery mengakui, untuk menyelesaikan penelitian dengan judul ‘Pengaruh Daya Saing Bank, Manajemen Risiko dan CRM (Customer Relationship Management) terhadap Kinerja PWM (Private Wealth Management) dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Bisnis Perbankan Retail’ membutuhkan waktu yang lama di tengah kesibukannya mengurus bank syariah terbesar di Indonesia ini
“Tidak mudah buat kami bisa melalui masa empat tahun ini tentunya kami juga banyak kekurangan,” katanya saat sidang untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) secara virtual, Kamis (29/7).
Pria kelahiran Bengkulu ini mengenang masa-masa sulitnya untuk menjalani bimbingan bersama dosen pembimbingnya. Sampai-sampai dosen pembimbingnya mengingatkan melalui pesan WhatsApp.
“Kadang-kadang sudah bimbingan datang ke ibu ketua promotor, tapi enggak balik-balik diingetin di WhatsApp gitu eh kok enggak balik balik ya,” lanjut Hery.
Penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah oleh BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri yang disaksikan Ketua Project Management Office Hery Gunardi, Senin (20/10/2020). Foto: PMO
Bahkan saking sibuknya, beberapa kali kesempatan Hery mengaku ingin mogok untuk tidak melanjutkan disertasinya.
ADVERTISEMENT
“Dalam beberapa kesempatan itu Saya juga mau mogok juga, karena susah bagi waktu antara bekerja dan sekolah,” ujar Hery.
Sampai akhirnya suatu waktu salah satu profesor Prof. Dr. Nury Effendi SE, MA memintanya untuk membagi meja kerja dua bagian. Nury berpesan supaya setengah mejanya untuk menyelesaikan pekerjaan, sebagian lainnya untuk menyelesaikan disertasi.
“Tolong, tolong, tolong tiga kali. Draft disertasinya, buku-bukunya (diselesaikan), literaturnya agar engak lupa jadi kalau ada waktu kosong itu dibaca dikerjakan,” katanya sambil meniru ucapan Nury.
Sambil mengenang masa-masa sulit menyelesaikan disertasi, Hery terharu dan melepas kaca mata sejenak untuk membasuh air mata. Wajahnya memerah, Hery terdiam sejenak.
“Alhamdulillah saran bapak saya bersyukur bertemu dengan bapak salah satu guru besar yang menurut saya sangat prominent,” katanya sambil terbata-bata.
ADVERTISEMENT