Cerita Jokowi Tingkat Kepercayaan ke Dirinya Turun saat Pangkas Subsidi BBM

11 Oktober 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di 100 CEO Forum Tahun 2024, Istana Garuda, IKN, 11 Oktober 2024. Foto: Youtube/ Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di 100 CEO Forum Tahun 2024, Istana Garuda, IKN, 11 Oktober 2024. Foto: Youtube/ Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menyebut tingkat kepercayaan terhadap dirinya sempat turun saat awal pemerintahannya di periode pertama. Turunnya tingkat kepercayaan tersebut karena dirinya memotong subsidi BBM.
ADVERTISEMENT
Jokowi bercerita kalau saat itu tingkat kepercayaan terhadap dirinya adalah 72 persen, namun setelah ia memutuskan untuk memotong subsidi BBM, tingkat kepercayaannya jatuh ke 43 persen.
“Kembali ke 10 tahun yang lalu, saya ingat dulu saat pengalihan subsidi BBM, subsidi-nya kita potong, tapi harganya tentu naik. Saat itu saya ingat approval rating saya 72 (persen), karena menaikkan BBM jatuh, melorot menjadi 43 persen,” kata Jokowi dalam Kompas 100 CEO Forum yang diselenggarakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (11/10).
Saat itu, Jokowi menyebut dirinya sudah mengukur rencana pemangkasan subsidi BBM. Dia bilang, dirinya berani untuk mengambil risiko yang ada.
Presiden Jokowi menyampaikan paparannya saat 100 CEO Forum Tahun 2024 di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024). Foto: Youtube/ Sekretariat Presiden
"Tapi sudah saya hitung, yaitu sebuah risiko yang memang harus saya ambil, memutuskan sesuatu yang memang kita rencanakan, kita ukur, dan berani atau tidak, saya putuskan berani, jatuh 72 (persen), jatuh ke 43 (persen)," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Namun, dari keputusan tersebutlah Jokowi menyebut ruang fiskal yang dimiliki Indonesia menjadi lebih besar. Setelah memangkas subsidi BBM, ruang fiskal Indonesia saat itu mendapat tambahan Rp 170 triliun.
“Tapi dari situlah kita memiliki ruang fiskal yang lebih besar. Kira-kira melompat ruang fiskal kita tambahnya ada Rp170 triliun saat itu,” terangnya.
Dari tambahan ruang fiskal Jokowi tersebutlah dirinya bilang Indonesia bisa memulai pembangunan infrastruktur secara masif.
“Dari situlah kita berangkat membangun yang namanya infrastruktur,” kata Jokowi.