Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Fenomena pembayaran parkir dengan dompet digital semakin meluas. Sejumlah mal, kampus, hingga rumah sakit pun sudah mulai menerapkan sistem pembayaran ini dengan salah satu dompet digital, OVO.
ADVERTISEMENT
Salah satu tujuan diterapkannya dompet digital dalam pembayaran parkir ini agar semakin praktis. Namun, dalam kenyataannya, tak semua masyarakat merasa praktis dengan metode pembayaran dompet digital ini.
Seperti Fajri, salah seorang karyawan swasta ini mengaku sempat kesulitan saat harus membayar parkir dengan aplikasi OVO. Saat itu, dia tengah berkunjung ke kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) di Serpong.
"Awalnya begitu tahu harus pakai aplikasi OVO untuk bayar parkir sempat merasa ribet. Tapi, untungnya ada gerai OVO di dekat loket parkir jadi dibantu download aplikasi," katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (13/6).
Senada dengan Fajri, salah satu petugas keamanan di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk juga menceritakan hal yang sama. Petugas keamanan tersebut menuturkan, dirinya pernah mendapat keluhan dari pelanggan karena pembayaran parkir dengan dompet digital.
ADVERTISEMENT
Kala itu, masih banyak pengunjung yang tidak tahu bagaimana menggunakan aplikasi OVO untuk membayar parkir. Alhasil, mereka harus kembali ke dalam lobby rumah sakit untuk membayar secara manual.
"Karena kan di pintu keluar sudah pakai mesin scan otomatis saja, tidak ada petugasnya. Jadi, kalau mereka enggak tahu dan sudah sampai pintu keluar, harus kembali lagi untuk bayar parkir secara manual di lobby," katanya.
Keluhan masyarakat juga ditemui di RS Siloam TB Simatupang. Hanya saja, tidak sebanyak di RS Siloam Kebon Jeruk. Hal ini karena pihak RS Siloam TB Simatupang saat ini menugaskan petugas berdiri di depan pintu keluar untuk membantu pengunjung dalam membayar parkir.
Setiap hari, petugas berdiri dengan handphone dan aplikasi OVO di tangannya di pintu keluar RS Siloam TB Simatupang. Saat ada pengunjung yang mengeluarkan uang tunai, baik pengendara motor ataupun mobil, dia langsung melakukan scan barcode tiket parkir pengunjung tadi.
ADVERTISEMENT
"Jadi mereka serahkan uang tunai ke saya, alhasil saya harus top up saldo aplikasi OVO tiap hari. Biasanya, dalam satu hari itu saya bisa top up hingga Rp 500 ribu," kata petugas tersebut.
Praktik pembayaran parkir dengan layanan dompet digital memang menuai pro dan kontra. Beberapa masyarakat cenderung hanya dihadapkan pada pembayaran dengan dompet digital, khususnya OVO, di sejumlah tempat.
Padahal, belum tentu semua masyarakat merupakan pengguna aplikasi dompet digital. Seperti Nita, pengguna kendaraan bermotor ini bahkan mengetahui aplikasi OVO karena harus membayar parkir keluar di sebuah mal.
"Saya sebelumnya kan enggak ngerti soal aplikasi pembayaran ini. Sampai akhirnya saya disuruh download oleh petugas parkir di sebuah mal, baru saya mengerti," kisahnya.
ADVERTISEMENT