Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Cerita Mentan Blusukan dan Pecat Pegawai yang Korupsi
25 Januari 2019 10:42 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB

ADVERTISEMENT
Seorang pemimpin harus turun langsung ke bawah untuk memberi teladan, menyelesaikan masalah, dan mengontrol kinerja orang-orang yang dipimpinnya. Itu lah prinsip yang dipegang Amran Sulaiman selama 4 tahun memimpin Kementerian Pertanian (Kementan).
ADVERTISEMENT
Sejak dilantik menjadi Menteri Pertanian pada 27 Oktober 2014, Amran gemar 'blusukan' untuk memastikan program-program Kementan berjalan dengan baik.
Misalnya ketika pemerintah ingin memangkas dwelling time di pelabuhan, Amran menyamar menjadi pengusaha yang sedang mengurus perizinan di Badan Karantina. Ia datang sendirian ke Pelabuhan Tanjung Priok tanpa pengawalan, tanpa didampingi siapa pun.
Amran berhasil menemukan adanya petugas Badan Karantina Kementan yang sengaja membuat izin jadi rumit sehingga menyuburkan pungutan liar (pungli). Pegawai-pegawai yang menerima pungli itu ada yang dipecat dan sebagian lagi dimutasi.
"Waktu ramai soal dwelling time, saya mau berkontribusi. Badan Karantina saya minta ambil bagian. Aku hari Sabtu naik taksi sendiri, pakai pakaian olah raga. Ajudan enggak saya ajak. Saya ke Tanjung Priok, ikut antre. Saya lihat ada yang bawa surat langsung selesai. Saya tanya 'eh bagaimana sih biar cepat?'. Saya keluar dari barisan, saya kasih uang. Saya panggil Kepala Badan Karantina, saya minta diganti orang itu. Yang tidak boleh dipecat, mutasi ke wilayah paling jauh. Ini gaya saya," tuturnya dalam wawancara khusus dengan kumparan, Rabu (19/12).
ADVERTISEMENT
"Dua tahun pertama, di Badan Karantina saja 164 orang kami copot," ia menambahkan.
Tak hanya pejabat rendahan saja, Amran juga tak segan-segan memecat pejabat tinggi yang tak bekerja dengan baik. Pernah suatu kali Amran memecat seorang direktur jenderal (pejabat eselon 1) Kementan karena pejabat tersebut ketahuan tak turun ke lapangan. Padahal semua pejabat tinggi sudah ditugaskan untuk ke lapangan demi memastikan panen tak terganggu.
"Saya pernah perintahkan semua turun ke lapangan karena sedang musim kemarau, atasi persoalan rakyat, 2 minggu baru pulang. Kalau yang tua-tua satu bulan. Sudah berangkat, aku monitor. Mereka enggak tahu dimonitor, aku awasi lewat sopirnya. Dia ada di mana saya tahu. Ada yang enggak ke lapangan, pejabat eselon 1, saya tahu orangnya ada di Jakarta," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Amran blusukan ke lingkungan tempat tinggal dirjen tersebut dengan berpura-pura sedang olah raga pagi.
"Pagi-pagi saya olah raga, mobil saya parkir agak jauh. Saya datangi rumahnya, dijaga satpam, saya enggak boleh masuk. Satpamnya bilang 'ini rumah pejabat Pak, eselon 1'. Dia tidak tahu saya menterinya. Saya duduk-duduk di depan rumahnya, saya tunggu dia keluar. Saya minta tolong satpamnya 'tolong bilang ada teman menunggu di luar'. Orangnya keluar, langsung gelagapan. Aku tidak tegur karena pasti saya copot. Pulang dari situ, saya minta dilelang jabatannya. Enggak layak dicontoh jadi pemimpin," tegasnya.

Ada pula pejabat tinggi Kementan lain yang 'dikerjai' Amran karena ketahuan pergi ke luar negeri tanpa izin. Pejabat tersebut langsung ditelepon dan diminta menghadap, padahal baru saja tiba di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Ada yang lagi ke luar negeri enggak izin ke saya. Baru mendarat di Jepang, saya telepon. Saya suruh ketemu saya di Jawa Tengah. Ya langsung ambil tas berputar lagi di bandara, subuh tiba lagi di Indonesia. Pejabat eselon 1 itu," ungkapnya.
Amran tak mau para pegawai Kementan bekerja seenaknya, semua harus bekerja keras menjalankan tugas negara.
"Ada pejabat yang saya telepon langsung sakit perut, baru saya telepon saja. Ada yang saya telepon, lagi di luar negeri orangnya. Langsung selesai, enggak menjabat lagi. Ada yang baru saya lantik, 2 bulan langsung masuk ICU. Biasanya orang pesta kalau dilantik," katanya.
Amran yakin caranya memimpin ini akan dikenang terus oleh para pegawai Kementan. "Jangan berpikir terstruktur, thinking out of the box, buat inovasi yang mengubah. Saya sudah kasih tanda mata ke semua, aku pastikan dikenang seumur hidup. Ini kan seni memimpin," tutupnya.
ADVERTISEMENT