Cerita Nusantara Suarakan Optimisme Brand Lokal untuk Go International

29 November 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Cerita Nusantara yang bertajuk "Unveiling The Story of Indonesia Artistry" sukses digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada Selasa (28/11). Foto: dok. Raya Nusantara
zoom-in-whitePerbesar
Acara Cerita Nusantara yang bertajuk "Unveiling The Story of Indonesia Artistry" sukses digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada Selasa (28/11). Foto: dok. Raya Nusantara
Rangkaian acara Cerita Nusantara yang bertajuk "Unveiling The Story of Indonesia Artistry" sukses digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada Selasa (28/11). Acara ini fokus pada industri kreatif Indonesia lewat product showcase, talkshow, serta penampilan dari musisi lokal.
Cerita Nusantara menyimpan spirit dan optimisme dari para brand lokal di industri kreatif, khususnya di bidang fesyen, untuk membidik pasar global. Optimisme tersebut didasarkan pada banyaknya sarana dan platform yang menaungi eksistensi brand lokal tersebut untuk semakin mengembangkan bisnisnya.
Salah satunya, melalui event Brightspot Market yang menjadi surga bagi brand lokal dan penggemarnya. Founder Brightspot Market, Anton Wirjono, bercerita bahwa ia sudah membangun ekosistem bisnis untuk pengembangan brand lokal selama 14 tahun. Adapun event Brightspot Market sudah digelar sejak tahun 2009.
"Saya mengawali itu dari festival musik yang kemudian dipadukan dengan festival fesyen. Itu terinspirasi dari pasar rakyat atau pasar kaget yang banyak digelar di tengah masyarakat Indonesia," kata Anton dalam talkshow saat acara Cerita Nusantara.
Saat Anton baru mulai menyelenggarakan acara tersebut, pengunjungnya hanya berjumlah sekitar 5.000 orang. Namun, tahun ini, acara serupa mampu dikunjungi oleh sebanyak 177.000 orang.
Bagi brand yang ingin berpartisipasi di Brightspot Market harus melalui proses kurasi terlebih dahulu. Selain itu, pihak Brightspot juga membantu dalam aspek bisnisnya, termasuk akses ke sektor pembiayaan.
"Kita sudah membangun ekosistem untuk seribuan brand lokal," ungkap Anton.
Product showcase saat acara Cerita Nusantara. Foto: dok. Raya Nusantara
Dari pengalamannya selama 14 tahun itu, Anton melihat brand lokal yang mampu menembus pasar global memiliki produk dengan unsur budaya Indonesia. Selain itu, produknya harus unik, baru, dan berkualitas tinggi.
Namun, urusan masuk ke pasar global, Anton menuturkan hal tersebut tergantung pada masing-masing brand. Sebab, tak semua brand memiliki tujuan untuk merambah pasar luar negeri. Menurut Anton, banyak brand lokal justru lebih yakin untuk mengembangkan potensi pasar lokal yang terbilang sangat besar, yakni 270 juta penduduk Indonesia.
Produk fesyen lokal. Foto: dok. Raya Nusantara
Narasumber lainnya, Creative Director Jakarta Fashion Week (JFW), Andandika Surasetja, sepakat bahwa kualitas produk dari brand lokal tidak kalah dengan buatan luar negeri.
"Di JFW, ada tingkatan kurasi bagi produk brand lokal sebelum tampil. Kita lihat seberapa kuat mereka memiliki potensi bisnis dan unsur sustain," kata Andandika.
Menurut Andandika, hanya brand lokal tertentu yang terdorong untuk masuk pasar global. Brand yang lain justru lebih memilih fokus menggarap pasar lokal saja.
"Bagi brand yang konseptual, mereka butuh pasar yang lebih luas lagi hingga menembus pasar global. Selama ini, pengembangan brand-brand seperti ini hanya ada di kota-kota besar," tukas Anton.
Demi bisa menembus pasar global, Andandika mengatakan para brand lokal harus memiliki ekosistem bisnis yang bagus dan saling mendukung. Menurutnya, hal ini sudah terlaksana lewat acara JFW dan perlu terus dilanjutkan.
Selain itu, katanya, brand lokal juga perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk menembus pasar global, termasuk pemerintah. Alasannya, masih ada sejumlah kendala yang dihadapi brand lokal, yaitu kapasitas produksi dan pembiayaan.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio