Cerita Nyoman Mendesain Istana Garuda di Ibu Kota Baru yang Ramai Dibicarakan

31 Maret 2021 11:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain Istana dari Juara Sayembara desain Ibu Kota Baru. Foto: Dok. PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Desain Istana dari Juara Sayembara desain Ibu Kota Baru. Foto: Dok. PUPR
ADVERTISEMENT
Konsep Istana Garuda di Ibu Kota baru, Kalimantan menjadi topik perbincangan warganet, beberapa hari terakhir. Desain tersebut menuai pro dan kontra dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Desain Istana Negara Garuda tersebut merupakan karya dari Nyoman Nuarta. Nuarta merupakan seniman patung asal Tabanan, Bali, yang lahir pada 14 November 1951.
Nuarta mengaku terpilih sebagai pemenang Sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun lalu.
Kementerian PUPR memberikan waktu 12 hari untuk mempersiapkan visualisasi konsep, gagasan dan sketsa gedung IKN. Gedung tersebut di antaranya Istana Presiden dan Wakil Presiden, kompleks Senayan, dan rumah ibadah.
Ada lima arsitek dan ahli menjadi peserta dalam sayembara ini. Mereka adalah Andra Matin, Supie Yolodi, Yori Antar, Nyoman Nuarta, dan Sibarani Sofian.
Nuarta lalu dinyatakan sebagai pemenang pada Senin (29/3) lalu dan Kementerian PUPR meminta dia untuk membuat pra-desain Istana Garuda dalam waktu satu bulan.
ADVERTISEMENT
“Semua memang kemudian menjadi keputusan Presiden Jokowi untuk memilih mana konsep desain yang dianggap memenuhi syarat,” kata Nuarta, Rabu (31/3).
Nuarta mengatakan, ide Istana Garuda terinspirasi dari filosofi Burung Garuda sebagai lambang negara. Menurut dia, Istana Negara wajib memiliki ikon keberagaman suku dan budaya di Indonesia.
“Jadi pada posisi itu Istana Negara akan menjadi simbol pemersatu bangsa. Ia mengatasi segala perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, dan bahkan perbedaan kepercayaan dan agama,” kata dia.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengumumkan pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Nuarta mengatakan, Istana Negara ini akan dibangun dengan karya arsitektur yang memadukan seni, sains, teknologi, dan ramah lingkungan. Istana ini akan dibangun 9 lantai pada tanah seluas 4 hektar. Kantor utama, sekretaris dan staff presiden akan terletak pada tubuh patung Garuda. Pada bagian lain dibuat museum dan galeri serta kawasan UMKM.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi 76 meter. Tinggi ini sebagai tanda groundbreaking dimulai, yakni pada usia ke-76 Indonesia. Bulu-bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17 helai, ekor 8 helai, pangkal ekor 19 helai dan bagian leher 45 helai.
“Oleh sebab itu, Garuda pada Istana Negara akan mewujudkan tanggal 17-8 1945, ketika rakyat Indonesia melalui Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia,” kata dia.
“Sedangkan secara teknologis, Istana Negara akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan. Sosok Garuda dalam Istana Negara akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga dan kuningan. Kedua logam terakhir ini akan mengalami proses oksidasi sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca, sebagaimana pula terdapat dalam patung GWK di Bali,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Pada kawasan Istana, Nuarta juga mendesain Plaza Nusantara seluas 10 hektar untuk area rekreasi outdoor, jogging track, jalur pejalan kaki, jalur buggy serta gelanggang. Sejumlah area akan diperkenankan diakses publik.
Nuarta mengaku Kementerian PUPR belum menyebut besaran anggaran yang digelontorkan untuk membangun Istana Garuda. Dia juga tak berani menyebut tafsiran angka karena masih tahap penyempurnaan desain.