Cerita Para Pedagang Hewan Kurban, Bertahan di Tengah Lesunya Daya Beli
25 Mei 2025 19:30 WIB
·
waktu baca 5 menitCerita Para Pedagang Hewan Kurban, Bertahan di Tengah Lesunya Daya Beli
Para pedagang hewan kurban optimistis raup cuan miliaran rupiah di tahun ini, meski daya beli masyarakat lesu. kumparanBISNIS



ADVERTISEMENT
Menyembelih hewan kurban menjadi salah satu momen penting saat Idul Adha. Hal ini juga menjadi peluang bagi para pedagang hewan kurban untuk meraup untung besar setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Mulai dari kambing, domba, sampai sapi merupakan hewan yang banyak dijumpai di pedagang pinggir jalan maupun peternakan tetap. Pada Minggu (25/5), kumparan meliput penjualan hewan kurban di daerah Jati Padang, Jakarta Selatan.
Baidowi (38), salah satu pedagang hewan kurban Bangkit Mandiri Farm, mengaku rutin menjual hewan kurban setiap tahunnya di Pejaten. Ia mengaku sudah menggeluti bisnis tersebut sejak tahun 2017.
Di lokasi jualannya yang terletak di Jalan Jati Padang Raya, ia mendirikan satu kandang besar di atas lahan kosong bekas hunian yang sudah dirobohkan.
Terkait jenis usaha, Baidowi mengungkap usaha ini merupakan usaha musiman jelang Idul Adha berlangsung. Selama ini Baidowi memilih untuk fokus pada hewan kambing ketimbang hewan kurban lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau untuk harga kita menyediakan kambing yang dari harga Rp 2,5 sampai harga Rp 8 juta,” kata Baidowi kepada kumparan.
Dari harga kambing tersebut, ia bisa menjual puluhan hingga ratusan ekor kambing. Untuk modal, setiap tahunnya ia menggelontorkan modal sekitar Rp 500 juta untuk satu periode berjualan.
“Kalau keuntungan ya kita paling untuk di rata-ratanya di angka 2 persenan lah (dari Rp 500 juta),” kata Baidowi.
Ia bercerita, sebenarnya tak berasal dari Jakarta, melainkan Lampung. Setiap tahunnya menjelang Idul Adha secara rutin Ia ke Jakarta bersama hewan kurban dagangannya yang sudah diternakan di Lampung. Biasanya Ia mulai mendatangkan hewan kurban sejak H-20 Idul Adha ke Jakarta.
Baidowi mengaku menyewa lahan tersebut dari pemilik lahannya langsung. Selama satu periode berjualan di Idul Adha, ia dikenakan tarif sewa sebesar Rp 10 juta.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pengeluaran tersebut sudah bersih tanpa tagihan-tagihan lainnya. Ia juga mengatakan, berjualannya saat ini tidak pernah dimintai iuran atau pemalakan tidak resmi dari Organisasi Masyarakat (Ormas) atau preman setempat.
“Udah aman lah. Karena kan kita koordinasi sebelum kita ke sini, berdagang di sini, kita pastikan dulu. Ini kira-kira untuk tempat seperti apa, lingkungan seperti apa. Terus yang jelas sebelum kita berjualan kita pastikan dulu tempat yang mau kita buat jualan itu udah enggak mengganggu nanti kita pas jualan,” ujarnya.
Sejak seminggu belakangan Ia mengaku dagangannya sudah mulai terjual. Namun untuk puncak penjualan, Baidowi mengungkap biasanya hal tersebut akan terjadi pada H-7 Idul Adha.
Bisa Cuan Miliaran
Pedagang hewan kurban juga ramai di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. kumparan menghampiri lapak milik Kandang Cijantung 2 yang menjual semua jenis hewan kurban.
ADVERTISEMENT
Imam (31) yang merupakan pedagang di sana menjelaskan, Kandang Cijantung memiliki peternakan pusat di Cijantung, Jakarta Timur. Namun biasanya setiap Idul Adha Kandang Cijantung membuka lapak-lapak di pinggir jalan.
Saat ini selain di peternakan pusatnya, Kandang Cijantung memiliki lapak di Jalan TB Simatupang dan Ciganjur, Jakarta Selatan. Harga hewan kurban di sini pun beragam, untuk sapi mulai Rp 17 juta hingga Rp 100 jutaan dan untuk kambing mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 10 jutaan.
Dengan 700 ekor sapi yang dijual di seluruh lapak Kandang Cijantung, modal yang dikeluarkan setiap tahunnya bisa mencapai belasan miliar rupiah. Imam menjelaskan biasanya modal untuk seekor sapi ada di Rp 20 sampai Rp 30 juta per ekor. Dengan modal segitu, omzet yang bisa diraih bisa tembus miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
Terkait lahan, saat ini lahan yang ditempati Kandang Cijantung 2 merupakan lahan sewa. Imam mengungkap biaya sewa sekaligus pembuatan kandang setiap tahunnya bisa mencapai Rp 50 jutaan.
Saat ini, Imam mengaku lapaknya sudah mulai ramai pembeli baik dari pribadi maupun institusi. Semakin dekat dengan Idul Adha nantinya penjualan akan semakin ramai.
“7 hari sebelumnya itu biasanya rame. Ya biasanya pengiriman tuh ada H-3, H-2, kalau dekat-dekat bisa H-1 (Idul Adha),” ujarnya.
Ungkap Ada Penurunan Daya Beli
Bergeser ke Jakarta Timur, kumparan menghampiri lapak Almadinah yang terletak di Jalan Raya Condet. Machsin (30) pemilik lapak itu mengaku sudah mulai menggeluti bisnis hewan kurban yang juga bisnis keluarga sejak tahun 1994.
Di lapaknya, Machsin mengungkap kapasitas kambing yang bisa ditempatkan mencapai 500. Namun untuk tahun ini Ia hanya menyediakan 150 ekor kambing, turun dari tahun kemarin di 250 ekor kambing. Menurutnya, memang terjadi penurunan daya beli hewan kurban di tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Iya, daya beli dan memang dari faktor ekonomi. Sangat lesu untuk tahun yang 2025. Makanya penurunannya drastis, hampir setengahnya,” ujar Machsin.
Untuk asal hewan kurban yakni kambing yang Ia jual, Machsin mengungkap hewan tersebut berasal dari dua tempat. Pertama Ia memperternakan hewan itu sendiri di Jalan Sawo yang masih di kawasan Condet dan mendatangkan hewan dari Bondowoso, Jawa Timur.
“Kita itu yang di sawo kapasitasnya enggak banyak. Cuma 50. Kalau yang disini kita harus order juga dari Jawa Timur,” kata Machsin.
Selain untuk kurban, biasanya ia juga menjual kambingnya untuk keperluan lain seperti Aqiqah. Untuk tahun ini rencananya Machsin juga akan mendatangkan dan menjual sapi sebagai hewan kurban untuk pertama kalinya dalam beberapa hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Terkait harga, Machsin menjual kambingnya di kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 7 juta. Modal yang dikeluarkan juga cukup besar sekitar Rp 500 juta setiap tahunnya untuk berdagang hewan kurban. Meski begitu, keuntungan bersih yang diraih juga bisa mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah.
“Keuntungan bersih itu sekitar Rp 50 sampai Rp 100 juta per Idul Adha,” kata Machsin.
Terkait ramainya pembeli, Machsin mengungkap biasanya lapaknya ramai mulai H-7 Idul Adha sampai H+3 Idul Adha.