Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Pedagang Laptop Menghadapi Gempuran Toko Online
5 Mei 2018 17:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Saat ini, banyak lini bisnis yang gulung tikar karena maraknya bisnis online. Salah satunya bisnis elektronik di Harco Mangga Dua, Jakarta Barat. Toko elektronik Glodok yang dulu ramai ini, kini perlahan sepi. Pedagang pun harus menerima kenyataan sepinya pembeli.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana mereka bisa terus bertahan?
Salah satu pedagang elektronik Kite Comp, Abun, bercerita tentang bagaimana kini penghasilannya harus terkikis 60% sejak hadirnya bisnis online. Orang lebih memilih belanja online ketimbang datang langsung ke toko.
"Pergeseran pembeli sejak media online tercipta, saya kehilang pembeli sampai 60%," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di kawasan Harco Mangga Dua, Jakarta Barat, Sabtu (5/5).
Abun telah membuka lapak di Harco Mangga Dua selama 18 tahun lalu, saat itu situasi Harco Mangga Dua sangat ramai dikunjungi pembeli. "Duh ramai baget seluruh nusantara apapun dijual di toko, enggak ada yang enggak laku," ucap dia.
Untuk omzet, dulu Abun mampu meraup hingga Rp 250 juta per bulan, kini terjadi penurunan sebesar 60% menjadi Rp 100 juta per bulan. Pekerjaan Abun merakit PC dan spare part komputer.
ADVERTISEMENT
"Kotor per bulan sekitar Rp 250 juta, sekarang kotor Rp 100 juta per bulan belanja di Batam, transaksi bener-bener barang murah karena dari pedang ke pedagang," tambahnya.
Untuk bisa bertahan, Abun mencoba menggarap proyek sekolah. "Satu proyek sekolah 20 unit komputer dengan waktu seminggu, kita hanya merakit saja kan program dari mereka," tambah Abun.
Selain menggarap proyek sekolah, Abun juga menggarap bisnis laptop second alias bekas. "Lebih untung second, itu 1 unit bisa sampai Rp 500 ribu, labanya dari situ Rp 35.000- Rp 100.00," jelasnya.