Cerita Pengusaha Muda Yasa Singgih Jatuh Bangun Dirikan Men's Republic

27 Mei 2021 13:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Nama pengusaha muda, Yasa Singgih sebagai pendiri Men's Republic sudah tersohor. Kesuksesannya di masa muda membangun usaha jualan sepatu menginspirasi banyak orang hingga masuk dalam “Top 30 Under 30 di Asia” menurut majalah Forbes Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, perjuangan itu tidak mudah. Dia bercerita bisnisnya dibangun sejak sekolah dalam keadaan kepepet. Waktu itu, ayahnya terkena sakit jantung. Biaya yang mahal, ayahnya lebih memilih mengalokasikan biaya operasi untuk pendidikan anak-anaknya.
Demi meringankan beban orang tuanya, ia melamar pekerjaan paruh waktu sebagai MC. Setelah itu, dia mulai bisnis menjual lampu hias online hingga mendirikan usaha kopi namun tidak bertahan lama dan merugi.
Namun dia tak putus asa dan tetap mencoba peluang bisnis fashionnya kembali. Setelah UN, pada usia 19 tahun Yasa mencoba membangun bisnis fashion dengan membawa konsep bisnis yang lebih matang.
Sepatu menjadi barang yang dipilihnya saat itu karena sang ayah bekerja puluhan tahun sebagai karyawan swasta di industri persepatuan. Menurut dia, amat disayangkan jika keahlian ayahnya itu tidak diteruskan.
ADVERTISEMENT
"Untuk mendirikan ini, aku utang ke pabrik sepatunya. Aku beruntung punya privillege, jadi di 2014 itu ayah saya dengan pengalamannya, bisa mencarikan produsen sepatu yang bisa aku utangi. Jadi modal bisnis bukan hanya duit, tapi nama baik kita dan kepercayaan," katanya dalam bincang UMKM Series Episode #4: Mengubah Hobi Jadi Bisnis di YouTube kumparan, Selasa (25/5).
UMKM Series Eps. Mei: Dari Hobi Jadi Bisnis. Foto: kumparan
Yasa mengatakan ada kekurangan dan kelebihan dalam membangun bisnis dalam keadaan kepepet karena butuh biaya untuk kuliah. Kelemahannya, dia harus memakan waktu cukup lama mempelajari cara berbisnis sampai menemukan ritmenya, sebab tidak ada latar belakang pengusaha di keluarga.
Memulai usaha sepatu ini membuat Yasa yang sebelumnya tidak peduli penampilan menjadi harus sering-sering ke mal untuk riset sepatu-sepatu yang dijual di pasaran. Dia juga mulai aware dengan penampilan.
ADVERTISEMENT
"Jadi butuh waktu untuk belajar. Tapi kelebihannya, saya jadi sadar bahwa hobi atau passion ini tumbuh berjalan seiring waktu. Karena kita learning by doing," ujarnya.

Bikin Usaha Jangan Terjebak Hobi

Yasa berkeyakinan setiap orang punya alasan masing-masing dalam memulai bisnis, mulai dari kepepet butuh uang seperti dirinya, ada juga yang mendirikannya karena hobi.
Meski begitu, menurut dia jangan sampai hobi menjadi jebakan. Sebab bisnis dibangun dengan perhitungan yang jelas, termasuk peluangnya di sekitar.
"Kita jangan terjebak pada hobi. Oke, kita hobi. Tapi apa kita jago di situ? Misalnya saya hobi main bola, tapi apa saya potensi di situ? Jadi enggak cuma hobi saja, kadang orang terjebak dengan passion, tapi apakah ada opportunity-nya?" katanya.
ADVERTISEMENT
Sebagai pendiri Men's Republic, Yasa bermimpi bisa membawa brand ini hingga ke tingkat internasional. Menurutnya, Indonesia sangat hebat dalam memproduksi barang-barang dengan merek ternama, namun belum mampu membuat brand terkenal seperti Uniqlo atau H&M.