Cerita Pensiunan Berbisnis Ikan Hias: Cuan dan Tetap Sehat di Hari Tua

28 Februari 2022 17:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahmud Azis, pelaku UMKM budidaya ikan hias di Jakarta Selatan. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahmud Azis, pelaku UMKM budidaya ikan hias di Jakarta Selatan. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Mahmud Azis (73 tahun) masih sangat kuat untuk naik turun puluhan anak tangga kayu menuju lantai dua rumahnya. Aziz mengisi hari-hari tuanya dengan mengembangkan bisnis UMKM budidaya ikan hias.
ADVERTISEMENT
Kala kumparan berkunjung ke rumahnya, Azis mengajak mengintip akuarium-akuarium ikan hiasnya di lantai dua. Bangunan gudang seukuran dua kamar kosan itu disulap menjadi tempat menampung ribuan bibit ikan hias.
Setidaknya, ayah 6 orang anak itu punya sebanyak 100 akuarium di rumahnya di kawasan Menteng Dalam Atas, Jakarta. Usaha tersebut bermula dari hobinya memelihara ikan hias sedari masih muda tahun 1970-an.
Ketika akan mendekati usia pensiun, ia kemudian mulai berpikir untuk fokus mengembangkan kegiatan yang disukai ini menjadi peluang bisnis.
"Dulu kita sampai pernah punya dua tempat. Dari sebelum pensiun malah kan dulu hobi, jadi baru asal-asalan aja," cerita Azis kepada kumparan, Minggu (28/2).
Mahmud Azis, pelaku UMKM budidaya ikan hias di Jakarta Selatan. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Ketika tahun 2017 ia pensiun dari pekerjaan di pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, barulah kemudian Azis mengalihkan ikan-ikan yang tadi dibikinkan kolam, ke akuarium. Ia pun mulai merintis budidaya sebagai bisnis yang menghasilkan.
ADVERTISEMENT

Akses KUR BRI Jadi Modal Mengembangkan Usaha

Gayung bersambut, niat Azis merambah ke bisnis UMKM mendapat kemudahan lewat akses ke Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank BRI (Persero).
Azis mengaku, hingga kini ia telah lima kali mendapatkan akses permodalan. Dari yang awalnya Rp 10 juta, kemudian terus bertambah menjadi Rp 15 juta, Rp 20 juta, dan Rp 30 juta untuk dua kali pengajuan terakhir.
Budidaya ikan hias milik Mahmud Azis. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Dana tersebutlah yang kemudian ia manfaatkan dan putar sebagai modal awal. Masing-masing ia ajukan dengan jangka waktu kredit selama dua tahun dan kemudian lebih dilonggarkan lagi menjadi 3 tahun buat pengajuan yang terakhir ini.
"Ada kemudahan-kemudahan, malah kita belum habis saja sudah ditawarin. Karena kan proses pembayaran lancar, mereka juga melihat prospek karena kita enggak pernah nunggak," tutur Azis.
ADVERTISEMENT
Kini, kakek dari 13 cucu itu membudidayakan 3 jenis ikan hias, mulai dari berbagai jenis oscar, discus, hingga mam fish.
Budidaya ikan hias milik Mahmud Azis. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Hitung-hitungan omzet yang diperoleh bisa dua kali lipat dari modal awal. Dengan hitungan keuntungan berkisar antara 30 persen.
"Itu maju (berkat adanya KUR), jadi kalau saya contohin misal Rp 10 juta (modal awal), modal berjalan Rp 7 juta. Keuntungan bisa Rp 4 juta, jadi kalau dikalikan misal Rp 15 juta ya tinggal dihitung saja," pungkasnya.
Selain adanya eksportir yang jadi langganan, ia juga dibantu sang putra buat pemasaran online di media sosial hingga platform belanja online. Langkah ini cukup membantu usahanya bertahan di tengah gempuran krisis pandemi COVID-19.

Budidaya Ikan Jadi Resep Tetap Sehat Selepas Pensiun

Rojali (30 tahun) yang merupakan putra bungsu dari Azis merasa bersyukur sang ayah punya kesibukan yang bahkan jadi sumber penghasilan di hari tua. Berkat UMKM budidaya ikan hias yang dikembangkan tersebut, bapaknya masih cukup sehat lantaran punya kesibukan.
Mahmud Azis, pelaku UMKM budidaya ikan hias di Jakarta Selatan. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Rojali mengaku, tak sedikit rekan kerja ayahnya yang jatuh sakit hingga mengalami stroke selepas pensiun.
ADVERTISEMENT
"Bokap di umur segitu masih sangat sehat, enggak kelihatan sudah 70 tahun lebih. Beliau akan bangun pagi-pagi untuk mengecek makanan ikan," tutur Rojali.
Azis, menurut Rojali, juga teralihkan dari perasaan kesepian lantaran saat ini cuma tinggal berdua dengan istri. Soalnya keenam anaknya masing-masing telah berkeluarga dan hidup terpisah dari mereka.
"Bersyukur bokap masih tetap eksis usahanya, selain sehat juga bisa jadi suplier ikan hias yang memang hobinya dari masih remaja. Kalau dilihat sekarang omzetnya Rp 10 jutaan sebulan, dan sekarang mungkin turun sedikit," tutur Rojali.