Cerita Petani yang Selamat dari Anjloknya Harga Cabai Berkat Platform Digital

6 September 2021 16:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani di area persawahan cabai TaniGroup di kawasan Bogor, Jawa Barat. Foto: TaniGroup/Bhisma
zoom-in-whitePerbesar
Petani di area persawahan cabai TaniGroup di kawasan Bogor, Jawa Barat. Foto: TaniGroup/Bhisma
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga cabai sempat anjlok ke Rp 4.000 per kilogram. Penurunan harga ini tentu sangat terasa bagi para petani cabai. Banyak yang akhirnya mencoba menjual langsung hasil panennya via online.
ADVERTISEMENT
Platform digital untuk menjual komoditas pertanian nyatanya memang cukup menyelamatkan para petani di kala harga anjlok. Sebab platform yang menjual hasil pertanian seperti TaniHub sudah memiliki kesepakatan rentang harga dengan para petani mitra. Sehingga tak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi harga di pasar.
Abdul Manan salah satunya. Petani cabai dan terong di Desa Margaluyu Kecamatan Sukaraja, Sukabumi ini masih bisa menjual harga cabai dan terong dengan harga yang cukup tinggi. Meski di pasar harga dua bahan pangan itu tengah terjun.
Petani memetik cabai pada musim panen. Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Dia mengatakan masih bisa menjual cabai dengan harga Rp 20.000 per kg dan terong dengan harga Rp 5.000 per kg saat harga di pasar jauh lebih rendah dari itu.
"Terong Rp 5.000 (saat di) pasar bebas Rp 500. Cabai Rp 20.000 (saat di) pasar bebas Rp 6.000," ujar Manan saat dihubungi kumparan, Senin (6/9).
ADVERTISEMENT
Dia mengakui, menjual hasil panennya ke platform digital memang jauh lebih stabil dari segi harga. Selain itu juga ada kepastian penyerapan hasil panen dari platform.
"Ada beberapa hal positif bermitra dengan platform digital permodalan full, kepastian penerimaan hasil panen, kepastian harga, harga yang stabil, harga lebih tinggi," tuturnya.
Selain itu, menurutnya dengan bergabung menjadi mitra di TaniHub, juga memberi keuntungan dari sisi permodalan. Manan sendiri mendapat modal untuk menanam terong Nasubi dari TaniHub group sebesar Rp 703.820.000 untuk bertani selama 5 tahun dengan luas tanah 5 hektare.
"Dengan PT. Tani Fund/TaniHub sedang kerja sama budidaya terong Jepang untuk dikirim ke pabrik korea," kata dia.
Permodalan yang diberikan TaniHub ini, kata dia, didapat dari hasil pengajuan.
ADVERTISEMENT