Cerita Sri Mulyani soal Green Sukuk RI yang Diminati Investor Global

15 Juli 2021 12:21 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia berhasil menerbitkan green sukuk terbesar di dunia dengan nilai USD 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun (kurs Rp 14.00). Penerbitan surat utang yang dilakukan pada bulan Juni lalu itu untuk proyek ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai positif penerbitan green sukuk yang berprinsip syariah ini. Ia mencatat, green sukuk ini memiliki imbal hasil yang kompetitif yakni 3,55 per tahun.
“Sebuah tingkat yang sangat kompetitif pada saat ini. Prestasi yang diraih green sukuk ini merupakan prestasi untuk terus mengelola instrumen utang berbasis syariah dan berbasis kepada kelestarian lingkungan secara prudent,” katanya dalam pembukaan konference virtual The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward, Kamis (15/7).
Ramah lingkungan Foto: Shutterstock
Surat utang hijau ini juga memiliki tenor terpanjang di dunia yaitu selama 30 tahun. Sri Mulyani mengeklaim green sukuk telah banyak menarik investor dunia.
“Sukuk ini berhasil menarik banyak investor global, nilai investasi mereka mencapai 57 persen dari total nilai penerbitan kita selain itu imbal hasil yang kita tawarkan imbal hasil terendah dan tercatat di dalam sukuk global,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun ini, ada 23 penghargaan yang diberikan ke berbagai organisasi dan pemerintah, mencakup obligasi hijau, pinjaman, sukuk, hingga perkembangan pasar yang signifikan dalam investasi berbasis iklim.
Indonesia sendiri sudah meraih penghargaan serupa sejak sukuk pertama kali diterbitkan pada 2018. Secara keseluruhan, sukuk Indonesia sudah mengantongi 42 penghargaan dari berbagai lembaga internasional.