Cerita Sukses Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Pantai Yogyakarta

14 Desember 2017 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan terhadap proyek pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) milik pemerintah. Hasilnya dari tahun 2011 hingga 2017, ditemukan 142 proyek dari total 708 proyek pembangkit listrik EBT yang mangkrak.
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM beralasan, pembangkit listrik EBT yang mangkrak dikarenakan rusak akibat terkena longsor, banjir, hingga pemeliharaan instalasi EBT yang kurang dari pengelolanya.
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
Namun di balik fokus 142 proyek pembangkit listrik EBT yang mangkrak, terdapat 566 proyek pembangkit listrik lain yang hingga kini masih berjalan, bahkan memberikan manfaat ke masyarakat sekitar. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH), yakni gabungan dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin yang ada di Pantai Baru, Bantul, DI Yogyakarta.
Perlu diketahui, pembangkit listrik EBT yang ada di Pantai Baru, Bantul terdiri dari 36 turbin angin dengan berbagai kapasitas, mulai dari 2,5 kilowatt (kw) hingga 10 kw, serta terdapat 175 panel surya yang beroperasi.
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
Menurut Koordinator Workshop PLTH Pantai Baru Kriswantoro, pembangkit listrik EBT di Pantai Baru dikerjakan di tahun 2010, sementara peresmiannya di 2011. Di awal pengoperasian, menurut dia, listrik yang diproduksi dari turbin angin dan panel surya hanya disalurkan ke alat pembuat es batu.
ADVERTISEMENT
“Di awal pengoperasian hanya untuk membuat es batu. Di sini kan kawasan nelayan, mereka membutuhkan es batu untuk mengawetkan ikan,” katanya kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (14/12).
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
Seiring berjalannya waktu, listrik yang diproduksi oleh PLTH tersebut digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat sekitar seperti disalurkan ke 50 warung kuliner, dan sistem pemompaan air tawar di sekitar Pantai Baru.
“Dulu awalnya Pantai Baru itu sepi, tapi lama kelamaan ramai. Akhirnya muncul banyak warung kuliner untuk wisatawan, listriknya dari PLTH ini. Kalau pemompaan air tawar ini untuk kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
Kuswantoro pun mengungkapkan, PLTH di Pantai Baru dapat bertahan bahkan berkembang dikarenakan seluruh pihak terkait mempunyai rasa memiliki atas PLTH itu. Bahkan per bulannya, warga secara sukarela iuran untuk perawatan instalasi PLTH.
ADVERTISEMENT
“Mereka per bulan iuran Rp 5.000, uang itu dipakai semisal lampu mereka mati supaya bisa langsung dibelikan. Kita mendapat bantuan biaya perawatan dari Pemkab Bantul, tapi turunnya berkala. Iuran ini digunakan untuk perbaikan yang sifatnya tidak terduga,” jelasnya.
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul (Foto: Resya Firmansyah/ kumparan)
Dia menambahkan, sebenarnya jumlah petugas yang mengelola PLTH Pantai Baru terbatas. Hanya saja setiap enam bulan sekali, terdapat mahasiswa yang magang. Alhasil, beban pengelolaan PLTH di atas lahan seluas 37 hektar itu lebih ringan.
“Kami hanya ada sembilan petugas yang bekerja shift. Dengan adanya mahasiswa ya tugas kita lebih mudah, mungkin di daerah lain bisa meniru cara di Pantai Baru,” pungkas Kuswantoro.