Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cetak Laba Rp 15,98 T, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BRI
5 Mei 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Bloomberg Technoz, berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 33 analis atau 97,1 persen memasang rekomendasi Buy untuk saham BRI, dan hanya ada satu analis yang memberikan rekomendasi Tahan.
Dalam konsensus tersebut, target harga untuk saham BRI dalam waktu 12 bulan depan masih tinggi, yakni di angka Rp 6.653.
Hingga akhir Maret 2024, tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen year on year (yoy).
Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen diantaranya atau sejumlah Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.
Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan. Ini dibuktikan dengan jumlah aset BRI yang mencapai Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen yoy.
ADVERTISEMENT
Jika dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif. Segmen mikro tercatat tumbuh 10,51 persen yoy menjadi Rp 622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62 persen yoy menjadi Rp 193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06 persen yoy menjadi Rp 272,85 triliun, dan segmen korporasi tumbuh 15,10 persen yoy menjadi Rp 219,24 triliun.
Analis Rekomendasi Buy untuk Saham BRI
Analis Sucor Sekuritas, Edward Lowis dalam riset terbarunya mengatakan, laba bersih BRI relatif tumbuh stabil karena didukung oleh pendapatan yang kuat sehingga bisa meng-cover pencadangan. Net interest income (NII) tumbuh sehat 16 persen yang didorong oleh pertumbuhan kredit yang kuat.
Dengan kinerja tersebut, Sucor memberikan rekomendasi Beli untuk saham BRI dengan target harga Rp 6.400.
ADVERTISEMENT
"Target harga kami setara dengan 2,8x price to book pada tahun 2024 dengan asumsi return on equity 23 persen dengan cost to equity 12 persen," ujarnya.
Analis Ciptadana Sekuritas, Erni Marsella Siahaan dalam riset terbarunya mengatakan, perolehan laba bersih BRI, yang turun 1,4 persen secara kuartalan, sejatinya sedikit di bawah perkiraannya.
Namun, laba bersih BRI masih in-line dengan perkiraan konsensus, yakni setara 24 persen dari perkiraan satu tahun penuh.
Erni menggarisbawahi NIM BRI akan terpengaruh kenaikan suku bunga acuan. Manajemen BRI, yang telah merevisi target NIM 20 bps lebih rendah menjadi 7,6 - 8 persen dari sebelumnya 7,8 - 8 persen.
Erni pun mempertahankan rekomendasi Buy dengan target harga Rp 7.000/saham. Target harga ini lebih rendah dari target sebelumnya, yakni Rp 7.150/saham.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan optimisme perseroan mencapai pertumbuhan kredit double digit di tengah era suku bunga tinggi.
Hingga akhir kuartal I-2024, tercatat Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28 persen. Kemudian, dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97 persen.
“Saat ini, kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” ucapnya.
BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit di kisaran 10-12 persen yoy.