Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Cetak Laba Rp 60 M di Kuartal I 2025, Bank Jago Pastikan Likuiditas Terjaga
28 April 2025 12:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Persaingan likuiditas di perbankan dinilai meningkat imbas perang tarif global. Namun demikian, PT Bank Jago Tbk (ARTO) memastikan likuiditas tetap sehat hingga kuartal I 2025.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perseroan, laba bersih Bank Jago sebesar Rp 60 miliar di kuartal I 2025. Angka ini naik 178 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 22 miliar.
Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) juga berada ke posisi 94 persen di kuartal I 2025. Selain itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional di level 36,4 persen.
“Dengan posisi LDR di 94 persen dan CAR di 36,4 persen, Bank Jago telah berhasil menunjukkan kesiapannya terhadap pengetatan likuiditas di market,” ujar Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, dalam keterangannya, Senin (28/4).
LDR merupakan rasio yang menunjukkan keseimbangan antara aktivitas pemberian pinjaman dan penghimpunan dana yang dilakukan bank serta mengindikasikan likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban dan mendanai pertumbuhan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Strategi memupuk likuiditas yang dilakukan Bank Jago terlihat dari pertumbuhan signifikan dalam dana pihak ketiga (DPK) sebesar 62 persen menjadi Rp 21,4 triliun pada akhir kuartal I 2025 ini. Komposisi basis simpanan juga mencerminkan struktur pendanaan yang stabil dengan sejumlah besar, yaitu 54 persen dari total DPK merupakan komponen giro dan tabungan (CASA).
CASA umumnya merupakan sumber pendanaan dengan biaya lebih rendah dan lebih stabil dibandingkan dengan deposito berjangka. Rasio CASA yang menguntungkan ini berkontribusi pada biaya dana yang lebih rendah dan meningkatkan potensi pendapatan bunga bersih bank.
Pendapatan bunga bersih Bank Jago sendiri bertumbuh 71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp 591 miliar per akhir Maret 2025 lalu. Sementara pendapatan bersih operasional bertumbuh kencang 301 persen, mencapai Rp 301 miliar.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain Bank Jago juga memiliki kecukupan modal yang jauh di atas persyaratan regulator. Analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menjelaskan bahwa permodalan yang kuat ini akan memberikan kapasitas yang cukup untuk mendukung ekspansi bisnis di masa depan atau jika terjadi pelemahan ekonomi dapat menyerap potensi kerugian yang tak terduga.
"Dengan CAR 36 persen (di atas rerata 8-12 persen) menunjukkan modal yang solid dan memberikan ruang aman untuk risiko gagal bayar. Kami berpandangan ARTO mulai menggeser strategi dari akuisisi pengguna ke monetisasi dan ekspansi kredit. Terlihat dari agresifnya penyaluran pinjaman, tapi masih punya buffer modal besar untuk memperluas bisnis atau jaga risiko," ujarnya.
Sebelumnya likuiditas perbankan sempat menyentuh level yang mengkhawatirkan pada akhir tahun lalu. Ini terlihat dari pergerakan bunga deposito perbankan yang melampaui tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun kondisi ini berangsur membaik pada kuartal I 2025.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) juga menyampaikan bahwa kondisi likuiditas masih cukup mampu meningkatkan efisiensi suku bunga perbankan.
Menurut laporan hasil Rapat Dewan Gubernur BI, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit tercatat masing-masing sebesar 4,77 persen dan 9,20 persen pada Maret 2025, relatif stabil dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya.
Sementara itu berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) di industri perbankan pada Maret 2025 berada di level tinggi, yakni sebesar 25,43 persen. Sementara likuiditas perbankan pada Maret 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 116,05 persen dan 26,22 persen, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
ADVERTISEMENT