Chandra Asri Petrochemical Kantongi Pinjaman Rp 1,5 Triliun dari Bank OCBC NISP

7 Juli 2022 15:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chandra Asri Petrochemical. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Chandra Asri Petrochemical. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Emiten yang masih dalam barito grup PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendapatkan pinjaman dari Bank OCBC NISP sebesar USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,5 triliun (kurs Rp 14.939,93 per dolar AS). Pinjaman tersebut digunakan untuk memfasilitasi pertumbuhan bisnis industri petrokimia Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pembiayaan yang diberikan oleh Bank OCBC NISP ini adalah bagian dari komitmen bank untuk mendukung Chandra Asri agar dapat berkesinambungan mengembangkan bisnisnya.
“Kerja sama strategis ini merupakan langkah awal yang baik untuk kedua belah pihak. Sebagai mitra perbankan, kami berharap dapat memberikan layanan keuangan yang terintegrasi dan komprehensif guna mendukung Chandra Asri untuk tetap menjadi produsen petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Bank OCBC NISP Martin Widjaja dalam keterangan resmi, Kamis (7/7).
Chief Financial Officer Chandra Asri Petrochemical, Andre Khor mengatakan pihaknya sangat antusias untuk memperluas dan meningkatkan hubungan kami dengan Bank OCBC NISP. Bank tersebut merupakan institusi keuangan terkemuka yang menyediakan solusi perbankan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan nasabah industri.
ADVERTISEMENT
“Komitmen bank untuk kemitraan jangka panjang dan pemahaman mendalam tentang model bisnis nasabah mereka adalah bukti komitmen mereka terhadap keberlanjutan, dengan fokus pelanggan yang kuat,” kata Andre.
Chandra Asri merupakan produsen petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Perseroan terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitasnya guna memenuhi pertumbuhan permintaan produk petrokimia di dalam negeri.
Salah satu strategi Perseroan adalah mengembangkan kompleks CAP2 berskala dunia. Dengan dibangunnya kompleks ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor, mengembangkan industri hilir petrokimia lokal, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0 dan menciptakan karier jangka panjang yang bernilai tinggi.