Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Chatib Basri: RI Harus Siap Terima Relokasi Pabrik dari China
6 Februari 2025 20:10 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri memprediksi bakal ada banyak perusahaan yang memiliki basis produksi di China, merelokasi pabriknya ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini buntut berlanjutnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), di mana Presiden AS Donald Trump berencana menetapkan tarif impor 10 persen untuk barang dari China.
"Dengan penerapan tarif 10 persen terhadap China dan juga ada trade war antara Amerika dengan China, itu bukan tidak mungkin basis produksi akan berpindah dari China ke negara-negara yang tidak dikenakan import tarif. Salah satunya Indonesia," jelasnya di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (6/2).
Chatib menilai Indonesia harus bisa memanfaatkan kesempatan dari relokasi ini. Untuk itu, anggota DEN menyampaikan betapa pentingnya perbaikan iklim investasi kepada Presiden Prabowo Subianto hari ini.
Menurutnya, perbaikan iklim investasi ini harus seiring dengan konsistensi kebijakan dan kepastian usaha sehingga posisi Indonesia bisa diuntungkan dari situasi perang dagang AS dan China.
ADVERTISEMENT
Dia mengakui, saat ini lebih banyak relokasi basis produksi dari China ke Vietnam. Namun, dia memprediksi Indonesia masih bisa mendapatkan cipratan investasi baru dari perusahaan di China yang ingin ekspor ke AS.
"Mungkin kalau Vietnam nanti terlalu penuh akan lari kepada Indonesia. Jadi ada semacam simulasi yang dilakukan dari perhitungannya itu menguntungkan Indonesia," jelas Chatib.
Chatib membuka kemungkinan seluruh sektor usaha yang terkena tarif impor AS akan mencari lokasi pabrik baru, sebab tarif 10 persen akan sangat berdampak pada keuntungan atau margin perusahaan.
"Kalau dinaikkan lebih tinggi lagi dia akan cari basis yang paling murah. Jadi itu bisa terjadi pada manufacturing, dia bisa terjadi juga pada berbagai industri. Makanya kami melihat bahwa kesempatan ini adalah kesempatan yang sangat baik digunakan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Chatib menilai pemerintah segera melakukan transformasi. Salah satunya yang akan dilakukan yakni melalui digitalisasi pemerintahan alias GovTech.
"Kami mengusulkan mengenai GovTech digitalisasi. Dan salah satu perbaikan dari investment climate itu bisa diatasi, bisa dilakukan. Kalau digitalisasi di antara lembaga pemerintah itu bisa berjalan sehingga prosesnya menjadi jauh lebih cepat," tutup Chatib.
Sementara itu, Anggota DEN Septian Hario Seto menambahkan baru-baru ini sudah ada relokasi pabrik ke Indonesia dan sudah melakukan groundbreaking di Jawa Barat.
"Dalam satu bulan terakhir kita sudah lihat ada beberapa relokasi yang dilakukan ke Indonesia. Ada satu yang kemarin saya dilaporkan melakukan groundbreaking di pabrik di Jawa Barat ya," ungkapnya.
Kendati demikian, Seto tidak menyebutkan nama pabrik tersebut, yang 100 persen hasil produknya diekspor ke AS.
ADVERTISEMENT
"Itu dengan ekspor 100% ke Amerika. Jadi ini sudah ada trennya kelihatan. Tapi saya kira kita perlu kerja lebih keras supaya tadi makin banyak yang pindah dan relokasi ke Indonesia," pungkas Seto.