China-Arab Makin Mesra, Xi Jinping dan Pangeran MBS Teken Kerja Sama Rp 467 T

9 Desember 2022 7:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman menyambut Presiden China Xi Jinping di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (8/12/2022). Foto: Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman menyambut Presiden China Xi Jinping di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (8/12/2022). Foto: Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Kerja sama China dengan Arab Saudi makin mesra saja, di tengah relasi negara pengekspor minyak terbesar itu yang disebut berada di titik terendah dengan sekutu lamanya, Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Kemesraan China-Arab diwujudkan dalam kerja sama ekonomi senilai 110 miliar riyal atau hampir Rp 467 triliun, yang diteken Presiden Xi Jinping dan putera mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran MBS (Mohamad bin Salman).
Dilansir Al Jazeera, Jumat (9/12), kerja sama yang disepakati kedua negara dalam kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi, menyangkut bidang energi, teknologi, transportasi, dan konstruksi. "Total ada 20 perjanjian kerja sama investasi yang diteken kedua belah pihak," tulis Al Jazeera mengutip media resmi Pemerintah Arab Saudi.
Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman menyambut Presiden China Xi Jinping di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (8/12/2022). Foto: Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Di bidang teknologi, Xi Jinping dilaporkan menggandeng industri terkemuka China, Huawei, dalam kunjungannya selama tiga hari di Arab Saudi tersebut. Huawei akan mendukung pengembangan cloud computing, pusat data (Data center), serta fasilitas berteknologi tinggi lainnya di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Infrastruktur milik Huawei sebelumnya ditolak digunakan di AS dan sejumlah negara Eropa, dengan alasan bermasalah dalam aspek perlindungan data pengguna. Sebelum perjanjian antara Xi Jinping dan Pangeran MBS ini, Huawei telah berekspansi secara agresif di negara-negara Timur Tengah dan Kawasan Teluk.
China merupakan negara importir migas terbesar di dunia. Kebutuhan yang sejalan dengan posisi Arab Saudi sebagai eksportir minyak dan gas paling besar. Perdagangan kedua negara selama ini dalam posisi surplus bagi Arab Saudi.
Mengutip data 2020, ekspor Arab Saudi ke China mencapai USD 33,4 miliar. Sebaliknya ekspor China ke Arab Saudi sebesar USD 31,8 miliar. Artinya surplus neraca perdagangan di Arab Saudi mencapai USD 1,6 miliar.
Kereta api cepat Haramain yang menghubungkan Makkah dan Madinah, salah satu infrastruktur transportasi yang dibangun oleh China. Foto: Bandar Algaloud / Courtesy of Saudi Royal Court / Handout via REUTERS
Sementara itu Kantor Berita China, Xinhua, melaporkan Xi Jinping dan Raja Salman menyepakati untuk bertemu setiap dua tahun sekali. Hal ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Selain bertemu bilateral dengan Arab Saudi, Xi Jinping juga menghadiri KTT Arab. Kegiatan yang berlangsung di Riyadh itu, dihadiri sejumlah pemimpin negara Arab, seperti Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Tunisia Kais Saied, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan pemimpin de facto Sudan Abdel Fattah al-Burhan.
Selain itu juga dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Perdana Menteri Maroko Aziz Akhannouch dan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati.