China-AS Saling Serang Tarif Penyebab Pasar Uang Anjlok, termasuk RI

8 April 2025 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025). Foto: Argya Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025). Foto: Argya Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut salah satu hal yang menyebabkan memburuknya kinerja pasar uang dalam dua hari belakangan adalah tarif balasan China terhadap Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
“Tiongkok yang tadinya dianggap akan menahan diri justru melakukan retaliasi yang sama kerasnya dan ini menimbulkan suatu eskalasi makannya pemburukan di pasar uang dalam dua hari terakhir,” kata Sri Mulyani Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat pada Selasa (8/4).
AS mengenakan China tarif timbal balik sebesar 34 persen, hal ini justru dibalas oleh China yang mengenakan tarif dengan besaran yang sama yakni 34 persen.
“Sesudah RRT (China) menyampaikan retaliasi, Presiden Trump mengatakan saya akan menaikkan lagi tarifnya menjadi 50 persen,” ujarnya.
Dengan begitu, Sri Mulyani melihat peningkatan eskalasi antara China dan AS akan terus berlanjut. Hal ini karena eskalasi sudah menyangkut presiden dengan presiden. Maka dari itu Ia mengungkap Indonesia harus punya respons yang cepat dan terbuka.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini adalah situasi yang harus kita hadapi secara sangat open minded pragmatik dan saat yang sama kita harus agile, harus cepat, policy apa yang bisa kita lakukan segera,” kata Sri Mulyani.
Pengunjung mengamati layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Sebelumnya, China merespons ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menambah pengenaan tarif impor sebesar 50 persen. Kementerian Perdagangan China menyatakan tidak akan tunduk pada kebijakan Trump yang mereka sebut pemerasan.
Trump sebelumnya membalas serangan balik China. Trump mengancam akan menaikkan tarif impor ke China 50 persen jika Negeri Tirai Bambu tidak mencabut kebijakan tarif impor 34 persen ke semua produk AS.
"Ancaman AS untuk menaikkan tarif terhadap China adalah kesalahan yang sangat fatal, dan sekali lagi menunjukkan sifat pemerasan pihak Amerika," kata Kementerian Perdagangan China dikutip dari Reuters, Selasa (8/4).
ADVERTISEMENT
"Jika AS bersikeras melakukan apa yang diinginkannya, China akan berjuang sampai akhir," lanjut pernyataan tersebut.