China Batasi Konsumsi Batu Bara, PT Bukit Asam (PTBA) Siap Ekspor ke Negara Lain

27 Agustus 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang batu bara. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang batu bara. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sudah menyiapkan strategi usai China mengurangi konsumsi batu bara. Negara itu hanya menyetujui 10 pembangunan pembangkit listrik bertenaga batu bara pada semester I 2024, yang menunjukkan upaya mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT
Merespons pembatasan suplai batu bara tersebut, SVP Project Management Office PTBA, Setiadi Wicaksono, melihat ada potensi ekspor batu bara ke negara berkembang lain seperti Asia Tenggara dan Asia Selatan dengan permintaan yang cukup tinggi.
“Ada pembatasan di negara-negara relatif maju di China, kita masih melihat beberapa potensi lain negara berkembang seperti Asia Tenggara, Asia Selatan. Potensi negara seperti India dan Bangladesh. Sisi demand itu masih cukup tinggi,” ujar Setiadi dalam konferensi pers Public Expose Live virtual, Selasa (27/8).
Pasar ekspor PTBA semakin beragam. Pada kuartal II 2024, ekspor ke India berhasil meningkat 37 persen menjadi 3 juta ton. Selain itu, ekspor ke Thailand, Malaysia dan Vietnam juga naik signifikan.
Penjualan ke Thailand pada semester I 2024 sebesar 933 ribu ton, melesat 605 persen secara tahunan. Ekspor ke Malaysia meningkat 257 persen menjadi 488 ribu ton. Adapun ekspor ke Vietnam melonjak 164 persen dari 461 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
ADVERTISEMENT
“Dari sisi kami di Bukit Asam juga sedang menyiapkan beberapa proyek pengembangan yang nantinya bisa men-secure dari sisi pemakaian batu bara di domestik. Dari sisi energi dan hilirisasi jangka panjang, bisa mengamankan pemakaian batu bara di sisi domestik melalui proyek hilirisasi dan energi,” kata Setiadi.
Bongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Setiadi memperkirakan permintaan batu bara baik di domestik maupun negara-negara berkembang masih cukup menarik dalam 5 tahun ke depan.
Emiten pertambangan BUMN itu mencatatkan laba bersih Rp 2,03 triliun di semester I 2024, atau turun 26,7 persen secara tahunan (yoy) dari Rp 2,77 triliun di kuartal II 2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin menilai salah satu strategi untuk menjaga laba perseroan adalah dengan menjaga cash cost.
ADVERTISEMENT
“Salah satu yang kita lakukan adalah menekan cash cost yang ada. Dan ini terbukti kalau kita lihat di tahun 2024 semester I, cash cost-nya memang sudah mulai kita lakukan untuk kita tekan,” terang Farida.