Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
China Cabut Larangan Terima Pengiriman Boeing usai Gencatan Tarif dengan AS
13 Mei 2025 14:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
China telah mencabut larangan selama sebulan terhadap maskapai penerbangan yang menerima pengiriman pesawat Boeing Co. Berdasarkan sumber Bloomberg, langkah itu diambil setelah kesepakatan negosiasi perang tarif antara China dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan pejabat di Beijing mulai memberi tahu maskapai penerbangan domestik dan lembaga pemerintah pada pekan ini pengiriman pesawat buatan AS dapat dilanjutkan, kata sumber Bloomberg tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat rahasia.
Salah satu sumber menambahkan, maskapai penerbangan diberi keleluasaan untuk mengatur pengiriman sesuai waktu dan ketentuan mereka sendiri.
Dimulainya kembali pengiriman pesawat Boeing ke China menjadi dorongan langsung bagi Boeing. Pencairan terjadi saat dua ekonomi terbesar dunia sepakat untuk gencatan perang tarif, dengan AS menurunkan tarif dari 145 persen menjadi 30 persen selama 90 hari.
China setuju untuk memangkas bea masuk barang AS dari 125 persen menjadi 10 persen, serta menghapus tindakan balasan lain yang diambil terhadap AS sejak 2 April 2025. Namun, pemulihan pengiriman jet bisa jadi tidak akan berlangsung lama jika perang tarif tidak diselesaikan selama penangguhan tiga bulan.
ADVERTISEMENT
Boeing mendapati dirinya terjebak di tengah-tengah pertikaian dagang setelah pengumuman tarif oleh Presiden Donald Trump terhadap sebagian besar mitra dagang utama disambut dengan bea balasan dari China.
Hal itu membuat jet Boeing tidak dapat dipasarkan oleh maskapai China, sementara Beijing memerintahkan maskapai penerbangan untuk berhenti menerima kiriman pesawat perusahaan itu.
Tanda-tanda potensi detente atau relaksasi muncul pada akhir April, ketika Tiongkok mengatakan bersedia mendukung kerja sama normal dengan perusahaan-perusahaan AS.
Beijing telah menawarkan untuk menangguhkan bea masuk yang lebih tinggi pada beberapa impor AS, termasuk peralatan medis, beberapa bahan kimia industri, dan sewa pesawat.
Sementara pencabutan larangan tersebut membuka jalan bagi dimulainya kembali pengiriman, meskipun tidak jelas seberapa cepat maskapai penerbangan China dapat memperoleh pesawat yang mereka butuhkan.
ADVERTISEMENT
Seorang juru bicara Boeing menolak berkomentar. Sementara Administrasi Penerbangan Sipil China tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya, sejumlah jet telah diterbangkan kembali ke AS setelah ditolak oleh pelanggan China. Sementara itu, Boeing telah memperingatkan bahwa mereka siap mencari pembeli alternatif untuk pesawat yang akan dikirim ke China yang belum dikirim.
Prospek jet 737 Max yang baru tersedia memicu minat terbuka dari India ke Malaysia, dan Arab Saudi karena maskapai penerbangan mencari cara untuk memanfaatkan situasi tersebut.
Dengan sekitar 50 jet Boeing yang akan dikirim ke China tahun ini, pembuat pesawat akan menghemat waktu dan biaya untuk mencari pembeli baru , juga menjamin pembayaran besar setelah pesawat berada di tangan pelanggan maskapai.
ADVERTISEMENT
China diperkirakan akan memenuhi 20 persen permintaan pesawat global selama dua dekade mendatang. Pada tahun 2018, hampir seperempat produksi Boeing berakhir di sana.
Namun, pembuat pesawat AS tersebut belum mengumumkan pesanan besar di China dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan perdagangan dan masalah yang ditimbulkannya sendiri.
Pada tahun 2019, China menjadi negara pertama yang menghentikan sementara produksi 737 Max setelah dua kecelakaan yang mematikan. Sengketa dagang dengan pemerintahan Biden dan pemerintahan Trump juga turut mendorong pesanan China ke Airbus SE Eropa. Kemudian pada tahun 2024, Boeing mengalami krisis kualitas ketika penutup pintu meledak di tengah penerbangan pada bulan Januari.
Peran Boeing dalam perdagangan semakin bersifat politis. Gedung Putih mengumumkan perjanjian perdagangan Inggris minggu lalu, termasuk kesepakatan pesawat senilai USD 10 miliar untuk Boeing yang melibatkan penjualan 32 pesawat 787-10 Dreamliners ke British Airways.
ADVERTISEMENT