Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kita teman selamanya, tidak pernah jadi musuh,” kata Wang dikutip dari Reuters, Selasa (1/4).
Kala itu Wang sedang dalam kunjungan tiga hari ke Moskow, untuk membicarakan hal strategis di tengah ketidakpastian gencatan senjata Rusia di Ukraina.
China dan Rusia sebelumnya menyatakan kemitraan strategis "tanpa batas" beberapa hari sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Presiden China Xi Jinping telah bertemu Putin lebih dari 40 kali dalam satu dekade terakhir dan kedua pemimpin tersebut sepakat untuk memperdalam hubungan dan bekerja sama dalam isu-isu seperti Taiwan, Ukraina, dan saingan bersama Amerika Serikat.
Wang mengatakan kondisi global saat ini mewajibkan adanya kekuatan besar untuk untuk menstabilkan dunia. Jadi, dia menyambut gembira Rusia dan AS akan meningkatkan hubungan jika menyudahi perang di Ukraina. Apalagi Kremlin melaporkan Rusia dan AS sedang menyusun langkah agar Ukraina dan Rusia bisa berdamai.
ADVERTISEMENT
Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah mengalihkan AS ke sikap yang lebih damai terhadap Rusia. Wang juga menolak gagasan bahwa Trump mencoba mendukung Rusia untuk melawan Negara Tirai Bambu itu.
"(Ini) bagus untuk menstabilkan keseimbangan kekuatan antara kekuatan utama dan menginspirasi optimisme dalam situasi internasional yang mengecewakan," terangnya.