China Masih Menahan Diri Balas Tarif Baru AS yang Menjadi 104 Persen

9 April 2025 16:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
ADVERTISEMENT
China menahan diri untuk tidak segera menanggapi putaran tarif terbaru AS, sebuah perubahan dari dua episode sebelumnya ketika Presiden Donald Trump menaikkan bea dan Beijing membalasnya dalam hitungan menit.
ADVERTISEMENT
Sekitar lima jam setelah tarif timbal balik Trump mulai berlaku pada hari Rabu, Beijing masih belum mengumumkan tindakan balasan apa pun. Pada bulan Februari dan Maret, sejumlah kementerian Tiongkok membalas dengan berbagai tindakan segera setelah kenaikan tarif AS mulai berlaku.
Sebaliknya, sekitar pukul 3 sore waktu setempat, Beijing merilis white paper berisi 28.000 karakter tentang perdagangan dengan AS. Dokumen tersebut memaparkan bagaimana Tiongkok yakin telah "dengan sungguh-sungguh" melaksanakan kesepakatan Tahap Satu yang dicapai dalam perang dagang pertama Trump dan mendedikasikan seluruh bagian untuk membahas aspek "saling menguntungkan" dari hubungan tersebut.
Mengutip Bloomberg, dokumen tersebut disertai dengan dokumen tanya jawab yang di dalamnya Kementerian Perdagangan menegaskan kembali bahwa Tiongkok bersedia berunding dengan AS.
ADVERTISEMENT
Dalam catatan yang kurang bersifat mendamaikan, disebutkan bahwa Beijing memiliki kemauan dan kemampuan untuk "berjuang sampai akhir," dan memperingatkan bahwa AS akan "menuai apa yang ditaburnya."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
China dan AS telah terlibat dalam siklus tarif yang saling berbalas sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari. Presiden AS tersebut belum berbicara dengan mitranya dari Tiongkok, Presiden Xi Jinping, lebih dari dua bulan setelah pelantikannya.
Tak adanya balasan dari China terhadap AS, setelah Presiden Trump menetapkan kenaikan tarif menjadi 104 untuk barang dari Tiongkok, memberikan sedikit kelegaan bagi pasar yang mengalami aksi jual minggu ini karena perang dagang meningkat.
Indeks saham China yang diawasi ketat di Hong Kong berakhir 1,4 persen, lebih tinggi setelah turun lebih dari 4 persen sebelumnya. Indeks CSI 300 dalam negeri ditutup naik 1 persen.
ADVERTISEMENT
Alasan Beijing menahan diri bisa jadi karena para pemimpin telah menanggapi pengumuman awal Trump tentang kenaikan pungutan sebesar 34 persen minggu lalu, dengan bea masuk menyeluruh dengan tarif yang sama. Namun, sejak saat itu, pemimpin AS telah menambahkan 50 persen lagi ke angka tersebut.