China Memperketat Ekspor Logam Tanah Jarang

9 Oktober 2025 10:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
China Memperketat Ekspor Logam Tanah Jarang
China memperketat pembatasan eskpor logam tanah jarang, perang tarif dengan AS akan semakin panas?
kumparanBISNIS
Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth element. Foto: Phawat/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth element. Foto: Phawat/Shutterstock
ADVERTISEMENT
China memperketat pembatasan eskpor logam tanah jarang hingga mencakup barang-barang yang diproduksi di luar negeri. Kebijakan ini menambah lapisan pembatasan lain pada industri yang telah menjadi sumber ketegangan antara Beijing dan Washington.
ADVERTISEMENT
Mengutip Bloomberg, pemerintah China menyatakan eksportir yang menggunakan tanah jarang yang bersumber dari China, perlu memperoleh izin ekspor dari Kementerian Perdagangan negara tersebut.
Teknologi yang berkaitan dengan ekstraksi tanah jarang, pembuatan magnet, dan daur ulang mineral akan dilarang kecuali diizinkan oleh kementerian.
Penggunaan untuk keperluan militer umumnya tidak akan disetujui. Sementara ekspor beberapa produk tanah jarang yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan semikonduktor akan ditinjau berdasarkan kasus per kasus.
Belum jelas bagaimana pemerintah Tiongkok berencana untuk menegakkan pembatasan baru ini. Logam tanah jarang memiliki beragam aplikasi yang menjadikannya vital bagi industri teknologi tinggi, termasuk otomotif dan pertahanan.
Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth element. Foto: Phawat/Shutterstock
Mineral-mineral tersebut telah menjadi titik api dalam perang dagang antara AS dan Tiongkok. Beijing telah menggunakan kendalinya atas sektor ini—Tiongkok menyumbang sekitar 70 persen pasokan global—sebagai daya ungkit dalam negosiasi dengan Washington.
ADVERTISEMENT
Ekspor produk tanah jarang Tiongkok, termasuk magnet, telah pulih dalam beberapa bulan terakhir setelah Beijing mengancam akan menimbulkan kekurangan global yang mengganggu dengan mengurangi pasokan untuk menunjukkan pengaruhnya atas AS.
Negara ini sekarang memperluas pembatasannya hanya beberapa minggu sebelum Presiden Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping bersiap untuk bertemu langsung, menambah potensi ketegangan tepat saat kedua belah pihak berusaha mencapai kesepakatan perdagangan yang lebih luas.