Ciri Modus Penipuan Program Undian yang Mengatasnamakan Bank

5 April 2022 15:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menang undian berhadiah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menang undian berhadiah. Foto: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Modus penipuan yang mengatasnamakan bank kian beragam, salah satunya melalui program undian berhadiah. Dalam aksinya, penipu akan mengelabui calon korban seolah-olah terpilih menjadi pemenang hadiah undian.
Untuk mengklaim hadiah tersebut, biasanya penipu mengirimkan sebuah link dan meminta korban untuk mengunjungi sebuah website yang mirip dengan website resmi suatu perusahaan, institusi, atau bank. Korban juga diminta mengisi data pribadi alih-alih sebagai bentuk informasi pemenang yang harus diberikan. Pencurian data inilah yang biasa disebut phising.
Kegiatan phising memang bertujuan untuk memancing orang memberikan data pribadi secara sukarela. Bukan sekadar nama lengkap, usia, dan alamat, atau informasi pada kartu kredit dan debit, nomor rekening, hingga username dan password mobile banking juga bisa dicuri.
Ilustrasi kegiatan phising. Foto: Shutterstock
Setelah mendapatkan data-data korban, aksi penipu tidak berhenti sampai di situ. Seolah mendapatkan barang mewah, korban harus mentransfer sejumlah uang sebagai biaya klaim atau biaya pajak hadiah. Jika tidak diberikan, pemenang undian dinyatakan gugur.
Itu artinya, penipu akan meraup keuntungan. Data pribadi yang bocor juga dapat disalahgunakan oknum untuk mengakses rekening korban dan menarik sejumlah uang di kemudian hari.
Karena maraknya modus penipuan ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar tidak mudah terlena dengan iming-iming program undian berhadiah mengatasnamakan bank. Selain itu, jangan lupa mengenali ciri-ciri website yang biasa digunakan penipu untuk memancing calon korbannya. Apa saja ciri-cirinya?

Ciri website yang mengindikasi kejahatan phising

1. Tampilan website kurang meyakinkan

Meski alamat URL dibuat menyerupai situs resmi, tampilan website yang tidak kredibel akan terlihat berantakan. Tak hanya layout website, kalimat yang digunakan juga buruk. Misalnya, menggunakan huruf kapital di setiap kata, memiliki tanda baca yang aneh, hingga ejaan yang tidak sesuai PUEBI dan KBBI.
Ilustrasi penipu. Foto: Shutterstock

2. Terlalu banyak iklan produk lain

Curigai situs yang mempunyai iklan di seluruh halaman, meminta pengguna untuk mengisi survei, atau mengarahkan pengguna ke situs lain. Sebab, sebuah situs resmi biasanya hanya akan berisi layanan-layanan yang dapat dimanfaatkan pengguna.

3. Diminta menghubungi ke nomor pribadi

Jika memang benar kamu memenangkan hadiah undian, pihak penyelenggara yang akan menghubungi pemenang lewat nomor resmi, e-mail, maupun WhatsApp dengan tanda centang hijau. Biasanya, penyelenggara juga tidak akan memungut biaya apa pun dalam proses klaim hadiah.
Jika kamu mau mengikuti program undian yang asli, ada PUNDI Jenius yang menghadirkan ragam hadiah menarik. Kamu hanya perlu meningkatkan saldo tabungan dan transaksi perbankan. Semakin besar nilainya, semakin tinggi pula kesempatan untuk menang.
Nantinya, para pemenang akan diumumkan melalui website resmi Jenius (https://www.jenius.com/) dan dihubungi langsung oleh pihak penyelenggara untuk proses verifikasi. Pemenang juga tidak akan dikenakan biaya dan seluruh pajak hadiah undian ditanggung oleh Jenius.
Satu hal yang perlu kamu ingat, hati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan Jenius atau PUNDI Jenius ya! Sebagai gambaran pengundian PUNDI Jenius, kamu bisa klik di sini.
Nah, selain tiga ciri di atas, masih ada beberapa tanda website palsu yang patut kamu curigai. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi Jenius di sini. Mulai sekarang, yuk jadi nasabah bijak dalam memberikan data pribadi! Sebab, datamu hanya kamu yang boleh tau #DatamuRahasiamu.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Jenius